JAKARTA, DISWAY.ID-- Pengobatan hipertensi atau yang dikenal tekanan darah tinggi bagi sebagian masyarakat dianggap akan berdampak terhadap kerusakan ginjal jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Namun, apakah pandangan masyarakat tersebut benar?
Menjawab hal itu, Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hipertension (InaSh), dokter Djoko Wibisono mengatakan bahwa obat hipertensi sama sekali tidak menimbulkan kerusakan pada ginjal jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Menurut dokter Djoko Wibisono, kerusakan ginjal merupakan organ yang mendapat dampak terburuk dari Hipertensi.
Oleh karenanya, obat hipertensi itu justru melindungi organ ginjal dari kerusakan akibat hipertensi.
"Hipertensi itu tidak berbahaya angka-angka itu tidak penting yang penting hipertensi itu merusak organ-organ sasaran seperti otak, jantung, dan ginjal," katanya saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat 23 Februari 2024.
BACA JUGA:Makan Besar saat Imlek 2024, Ini Tips Aman Bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi
"Makanya saya selalu katakan ke pasien bahwa yang merusak ginjalmu itu bukan obatnya tapi tekanan tinggi terus-menerus tidak terkendali," sambungnya.
Berbeda halnya dengan penyakit infeksi seperti flu, batuk, dan diare, hipertensi memanf diharuskan mengkonsumsi obat secara jangka panjang.
Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir dengan mitos bahwa meminum obat hipertensi akan menyebabkan kerusakan ginjal.
BACA JUGA:5 Makanan Sehat yang Wajib Dikonsumsi Penderita Hipertensi untuk Program Diet Rendah Garam
"Ini harus bedakan penyakit infeksi dan bukan infeksi. Kalo penyakit infeksi batuk pilek minum obat 3 hari sembuh ya stop. Tapi kalo untuk hipertensi, kencing manis, kolesterol itu obatnya harus jangka panjang supaya tetep hidup dan sehat," tutur Djoko.