JAKARTA, DISWAY.ID - Agresi Israel ke Palestina meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat di Gaza.
Akibat brutalnya tentara Israel, keluarga-keluarga di Gaza terpaksa mencari sisa-sisa makanan yang ditinggalkan tikus ,dan memakan dedaunan karena putus asa untuk bertahan hidup.
Hal ini mereka lakukan perang selama hampir lima bulan dan pasokan bantuan menurun dengan cepat sehingga menyebabkan 1,1 juta anak di Gaza menghadapi kelaparan, menurut save the Children.
BACA JUGA: Hizbullah Lebanon Luncurkan 1000 Roket, Bombardir Pangkalan Udara 'Meron Israel' di Gunung Jarmaq
BACA JUGA: Jacob Rothschild, Seorang Bankir Yahudi Pendukung Kuat Israel Meninggal
Seorang pekerja bantuan untuk Save the Children yang saat ini berada di Rafah mengatakan bahwa kerabatnya di Gaza utara terpaksa mengambil tindakan putus asa untuk bertahan hidup.
Suami saya mengatakan kepada saya bahwa orang-orang terpaksa memakan makanan burung dan hewan serta daun pohon karena putus asa.
“ Dia terpaksa mengais sisa-sisa makanan; dia baru ini menemukan sisa-sisa makanan di rumah saudara-saudaranya yang telah dirusak oleh tikus, tetapi dia tetap mencuci dan menutupinya karena tidak ada lagi yang tersisa untuk dimakan. Dia mengatakan dia tidak akan binasa karena bom, tapi karena kelangkaan makanan”.
Sebanyak 1,1 juta anak di Gaza kini menghadapi kematian karena kelaparan dan penyakit karena pengiriman bantuan tidak mungkin dilakukan dengan aman, kata Save the Children.
BACA JUGA: 5 Fakta Tentang Keagamaan di Arab Saudi, Menganut Paham Ultra Konservatif Wahabi?
BACA JUGA: PM Palestina Mohammad Shtayyeh Menyerahkan Pengunduran Diri kepada Abbas atas 'Genosida' di Gaza
Pertempuran yang terus berlanjut, pemboman Israel, dan ketidakamanan telah menghambat pengiriman bantuan yang aman.
Risiko kelaparan diperkirakan akan meningkat selama pemerintah Israel terus menghalangi masuknya bantuan ke Gaza dan akses terhadap makanan, udara, sanitasi, kebersihan, serta layanan kesehatan dan gizi yang komprehensif untuk anak-anak dan keluarga yang membutuhkan.
PBB mengatakan bahwa antara 1 Januari dan 15 Februari, lebih dari 50 persen pengiriman bantuan dan misi penilaian ke wilayah utara Wadi Gaza di mana tingkat kelaparan paling tinggi ditolak oleh pasukan Israel.
Pada tanggal 5 Februari, PBB melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki salah satu konvoi yang membawa pasokan makanan di Gaza tengah.