Geng Bersenjata Serbu Penjara Haiti, 4 Ribu Narapidana Kabur dan Lusinan Orang Tewas

Senin 04-03-2024,11:09 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

Seorang pekerja sukarelawan di penjara mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa 99 tahanan.

Ini termasuk mantan tentara Kolombia yang dipenjara karena pembunuhan Presiden Moise, memilih untuk tetap berada di sel mereka karena takut terbunuh dalam baku tembak.

BACA JUGA:Pasangan Biker Asal Spanyol Dirampok di India: Istri Saya Dirudapaksa Beramai-ramai

BACA JUGA:Bantuan Pertama Amerika Mendarat di Gaza

Kekerasan telah merajalela sejak pembunuhan Presiden Moïse, dan belum diganti dan pemilihan umum belum diadakan sejak 2016.

Berdasarkan kesepakatan politik, pemilihan umum akan diadakan dan Henry yang tidak terpilih akan mengundurkan diri pada tanggal 7 Februari, namun hal itu tidak terjadi.

Tiga mayat dengan luka tembak tergeletak di pintu masuk penjara, yang terbuka lebar, tanpa ada penjaga yang terlihat. 

Sandal plastik, pakaian, dan kipas angin listrik berserakan di teras beton yang biasanya penuh sesak dan kosong pada hari Minggu. 

Di lingkungan lain, mayat dua pria berlumuran darah dengan tangan terikat ke belakang dibaringkan tertelungkup saat warga berjalan melewati penghalang jalan yang dilengkapi dengan ban yang terbakar.

BACA JUGA:Momen Langka, Militer AS Terjunkan Bantuan Pangan untuk Palestina di Atas Langit Gaza

BACA JUGA:Gaza Mau Dibom Nuklir, Menteri Israel Juga Serukan Bulan Suci Ramadhan Dihapus

Pemerintah Haiti mendesak ketenangan ketika berupaya menemukan para pembunuh, penculik dan pelaku kejahatan kekerasan lainnya yang dikatakan melarikan diri selama pecahnya kekerasan.

“ Kepolisian mengambil segala tindakan untuk menemukan narapidana yang melarikan diri dan menangkap mereka yang bertanggung jawab atas tindak pidana tersebut serta semua kaki tangannya, sehingga ketertiban umum dapat dipulihkan,” kata Kementerian Komunikasi dalam postingan di X, sebelumnya Twitter.

Sementara Kementerian Luar Negeri Kolombia meminta Haiti untuk memberikan perlindungan khusus bagi para narapidana.

Karena tidak adanya informasi resmi, anggota keluarga narapidana bergegas ke penjara untuk memeriksa orang-orang terdekat mereka.

“ Saya tidak tahu apakah anak saya masih hidup atau tidak,” kata Alexandre Jean sambil berkeliling sel mencari tanda-tanda keberadaannya. “Saya tidak tahu harus berbuat apa,’ kata Kementerian Luar negeri Kolombia.

Kategori :