BACA JUGA:Stanford Tidak Bangun Kampus di IKN, Kepala Otorita: Pusat Riset
BACA JUGA:7 Rekomendasi Restoran Cocok Jadi Lokasi Bukber, Makanannya Enak, Tempatnya Cozy
Dalam pemelusuran yang dilakukannya, Leony menjelaskan bahwa ada hal yang lebih penting dan alat pembaca pada Sirekap teknologinya telah teruji.
Leony pada awalnya menduga adanya serangan hacker dari luar, namun setelah melakukan penelusuran ternyata tidak adanya sistem validasi data terhadap angka 300.
“Ini harusnya sebuah fungsi, karena setiap hasi dari pembacaan Sirekap Mobile akan mengkonversi ke data numerik dan di konversi ke suara-suara masing-masing Paslon,” terangnya.
“Ternyata sudah tidak ada fungsi itu, karena fungsi fitur tersebut sangat vital sekali dan itu tidak mungkin dilakukan oleh tim sekaliber ITB,” paparnya.
BACA JUGA:Hasil Liga Champions: Inter Milan Harus Legowo, Dortmund Lolos ke Perempat Final
BACA JUGA:BMKG Sebut Hujan Deras Berpotensi Guyur Wilayah Selatan Indonesia, Apa Sebabnya?
Leony juga menjelaskan bahwa dirinya menerima informasi jika fitur editing untuk KPPS yang mengentri data dihilangkan.
Biasanya untuk sistem sebesar Sirekap, dalam informasi sosialisasi kalau adanya pembacaan salah, maka KPPS harus melakukan validasi data dan jika terjadi kesalahan dia bisa mengedit.
“Artinya ini adanya perubahan sejak dari program,” jelasnya.
Ini pendapat ahli IT dari ITB
— ꦩꦸꦂꦠꦝ (@MurtadhaOne1) March 13, 2024
DR Ir Leony pic.twitter.com/eFQx0740b4