Jangan Takut, Hoaks Bisa Dilawan, Begini Caranya!

Kamis 18-04-2024,12:35 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

BACA JUGA:Ramai Beredar Poster Berisi Bocoran Kabinet Indonesia Emas Prabowo-Gibran, TKN Sebut Hoaks

BACA JUGA: Kemhan Bakal Laporkan Hoaks Dugaan Korupsi Pesawat Mirage Setelah Masa Tenang

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk terus meningkatkan aspek literasi digital. Kegiatan ini, kami berharap menjadi langkah awal yang menginspirasi untuk meningkatkan kesadaran dalam hal literasi digital," tuturnya.

Mengawali paparannya, Rut Rismanta Silalahi menyampaikan, informasi palsu atau kabar bohong alias hoaks paling banyak ditemukan pada topik seputar politik dan infotainment. 

Berikutnya adalah pada isu-isu seputar ekonomi dan pemerintahan. Media sosial menjadi sarana atau medium yang paling banyak ditemukan hoaks, yakni sekitar 59,75 % dan disusul oleh aplikasi percakapan 29,12 %, serta situs berita sebanyak 11,12 %.

BACA JUGA:Gandeng Hotman Paris, Kemhan Pasang Badan Bantah Tuduhan Skandal Pembelian Jet Tempur Mirrage dan Bakal Laporkan Penyebar Hoaks!

BACA JUGA:Isu Korupsi Pembelian Pesawat Mirage Ditanggapi TKN Prabowo-Gibran: Itu Hoaks!

"Kenapa orang mudah percaya dengan hoaks? Mengutip pernyataan Gordon Pennycook dari Universitas Regina's Hill, orang percaya hoaks lantaran mereka malas. Mereka tidak memberi perhatian lebih terhadap informasi yang mereka simak (tidak bersikap kritis)," kata Rut.

Agar tidak terjebak hoaks, lanjutnya, warganet harus kritis terhadap semua informasi yang beredar, terutama dari media sosial. 

Disarankan untuk membaca sebuah berita secara utuh dan tuntas dengan tidak hanya membaca judulnya saja. Langkah berikutnya adalah memeriksa secara berulang (verifikasi) apakah informasi tersebut sudah benar atau tidak.

Muh Ansari menambahkan, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengenali apakah sebuah informasi termasuk dalam kategori hoaks atau bukan. 

Menurut dia, ciri-ciri hoaks antara lain judul yang terlalu bombastis dan alamat situs yang tidak jelas atau kurang populer. 

BACA JUGA:Hoaks! Kate Middleton Sempat Koma Setelah Operasi Perut, Ini Kata Istana

BACA JUGA:Hoaks! 100 Ribu Mahasiswa Demo di Depan Istana Negara dan MPR DPR, Sebut Nama Melki

Hoaks umumnya meminta berita itu disebarkan atau diviralkan. Tak jarang, hoaks menggunakan foto atau gambar palsu yang sudah dimanipulasi.

"Selain itu, agar tak termakan hoaks, sebuah informasi bisa dicek atau diperiksa ulang di kanal cek fakta media seperti yang ada di tempo.co, kompas.com, liputan6.com, maupun di medcom.id," jelasnya.

Kategori :