Israel Bangun Kubah Siber untuk Lawan Peretas Iran, IDF: Ini Adalah Perang Tidak Terlihat

Jumat 03-05-2024,11:18 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

Israel bekerja sama erat dengan banyak sekutunya, termasuk Amerika Serikat, kata Atzaba, karena “semua negara menghadapi terorisme dunia maya”.

“Dibutuhkan jaringan untuk melawan jaringan,” ujarnya.

BACA JUGA:Kena Rudal Rusia, Kastil Harry Potter di Ukraina Terbakar

BACA JUGA:Yaman Bakar Kapal Peti Kemas Israel di Laut Merah, Pasukan Amerika dan Sekutu Tak Mampu Hentika Drone Houthi

Musuh bebuyutan Israel, Iran, adalah “musuh yang mengesankan” dalam perang online, kata Chuck Freilich, peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional, yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv.

“Serangannya bertujuan untuk menyabotase dan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga untuk mengumpulkan data intelijen dan menyebarkan informasi palsu untuk tujuan propaganda,” katanya.

Iran menyambut baik serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 34.596 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

Ketegangan regional meningkat, terutama setelah Iran untuk pertama kalinya menembakkan ratusan rudal langsung ke Israel bulan lalu sebagai pembalasan atas serangan udara mematikan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.

BACA JUGA:Ribuan Pemukim Israel Terobos Masjid Al Aqso, Rayakan Paskah Yahudi

BACA JUGA:Rebecca Weiner Profesor di Universitas Columbia yang Juga Anggota NYPD Pimpin Pembubaran Demo Anti Israel

Ini adalah peningkatan paling dramatis setelah perang bayangan pembunuhan dan serangan sabotase selama bertahun-tahun antara Israel dan Iran.

Freilich berpendapat dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Februari bahwa Iran relatif lambat dalam berinvestasi dalam perang siber, sampai dua peristiwa penting memicu perubahan.

Pertama, para pemimpinnya memperhatikan bagaimana pengunjuk rasa anti-pemerintah menggunakan internet sebagai alat untuk memobilisasi dukungan terhadap pemberontakan pasca pemilu tahun 2009

Dalam tindakan keras berdarah yang menghancurkan gerakan tersebut, pihak berwenang Iran memutus akses ke media sosial dan situs web yang meliput protes tersebut.

Kemudian, pada bulan September 2010, serangan siber canggih yang menggunakan virus Stuxnet, yang dituduhkan oleh Iran kepada Israel dan Amerika Serikat, menyebabkan kerusakan fisik pada program nuklir Teheran.

Kategori :