Gus Baha Kok Pakai Kemeja Putih Terus Seakan Nggak Pernah Ganti? Ternyata Mbah Moen Pernah Titip Pesan Ini

Jumat 03-05-2024,14:23 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

BACA JUGA:Gus Baha Tegas Soal Penjelasan Hukum Musik, Pakai Kiyas Begini

Gus Baha mengingatkan pentingnya menghormati dan memahami nilai-nilai di balik simbol-simbol keagamaan.

Beliau mendesak agar kita tidak terkesan meremehkan atau melecehkan perjuangan orang-orang yang sudah berhaji dengan menggunakan peci putih murah.

Namun, aturan mengenai peci putih ini khusus berlaku di Pondok Pesantren Sarang tempat beliau belajar, dan tidak secara universal berlaku di seluruh pesantren.

Beliau juga menegaskan bahwa menjadi seorang ulama tidaklah mudah. Ada tekanan dan harapan tertentu dari masyarakat terkait tampilan dan pakaian seorang ulama.

BACA JUGA:Gus Baha Sebut Allah Itu Justru Harus Sering Diminta: Kalau Nggak Malah Tersinggung!

Salah satu contohnya yakni di beberapa daerah di Jawa Timur, seseorang yang telah menunaikan ibadah haji sering kali mengenakan jubah dan sorban.

Namun, di Jawa Tengah Pantura, orang yang berjubah dianggap sudah mampu membaca kitab dan memahami ilmu agama.

Gus Baha menyoroti bahwa pemilihan berpakaian seorang ulama bukan hanya dari segi hukum, seperti sunah atau tidak sunnah, tetapi juga dari aspek sosial dan budaya masyarakat setempat.

Terkadang, berpakaian sederhana seperti baju putih dan kopiah hitam dapat menjadi simbol kesederhanaan dan penghormatan pada tradisi serta guru.

BACA JUGA:BPS: Inflasi Pangan Terpantau Stabil di Bulan April, Hasil Kerja Keras Seluruh Stakeholder Pangan

Dalam hal ini, Gus Baha menjelaskan bahwa pemilihannya menggunakan baju kemeja putih dan kopiah hitam adalah bentuk penghormatan pada tradisi dan guru.

Baju putih menjadi pengingat bahwa, bagaimanapun, beliau tetap melaksanakan sunah, sedangkan kopiah hitam merupakan bentuk penghargaan pada guru dan telah menjadi kebiasaan lama sejak beliau menjadi santri.

Kategori :