Belajar ke Australia
Kebahagiaan lain yang dirasakan para UKM mitra Bogasari di semester pertama tahun 2024 ini adalah, edutrip atau perjalanan wisata edukasi ke Negara Australia.
Kesempatan edutrip ke negara penghasil dan pengekspor gandum utama ke Indonesia ini adalah hadiah kepada 3 Pemenang dan 6 Nominator Bogasari SME Award 2023 dengan kategori penghargaan UKM Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, yang juga digelar awal Februari lalu.
Total ada 20 orang perwakilan UKM yang berangkat ke Australia pada tanggal 29 April dan tiba dengan bahagia di Indonesia pada 4 Mei lalu.
BACA JUGA:KIAT Bogasari 2023, Siap Bawa Ratusan UKM Naik Kelas dengan Kekuatan Merek
BACA JUGA:Festival Bogasari Targetkan 10 Ribu Pengunjung, Hadir di 3 Kota Dalam 3 Minggu
Kesembilan UKM tersebut ialah, Cerita Bahagia Food (Balikpapan), Dynamic Bakery (Jakarta), UD Shabrina (Lumajang), Adila Snack (Jambi), Nutsafir (Lombok), Mie Karya Abadi (Tangerang), Mawar Bakery (Medan), dan Ridho Cake (Jambi).
Kesembilan UKM berangkat menggunakan pesawat sekitar pukul 18.40 WIB menuju Australia.
“Kota yang dituju ialah Perth, yang merupakan ibu kota negara Bagian Australia Barat. Para UKM akan diajak berkeliling kota dan mengunjungi ladang gandum yang menjadi bahan baku utama tepung terigu yang selama ini dipasok ke Bogasari,” jelas Budi Hartono.
Bertandang ke Negeri Kanguru memang menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi UKM mitra Bogasari.
Mulai dari penerapan teknologi dalam pertanian gandum hingga proses produksi di sektor UKM. Seperti yang disampaikan Samino, pemilik Mie Karya Abadi asal Tangerang yang produksi mie basah untuk mie ayam sekitar 30 ton per bulannya.
BACA JUGA:50 Jam Bogasari Mengajar di SMKN 3 Sukabumi, Bagi-bagi Ilmu Jurusan Tataboga
BACA JUGA:Edukasi KIAT 2023 Bogasari: Pentingnya Merek dan Logo Untuk Tingkatkan Bisnis UKM
Pria yang sudah menjalankan usaha mie ayam lebih dari 30 tahun ini kagum dengan dukungan Pemerintah Asutralia terhadap petani gandum, mulai dari kebutuhan teknologi hingga pupuk, bahkan pasca panennya.
“Semua disubsidi pemerintah. Sampai hasil panennya pun ditampung sama organisasi AEGIC yang dipercaya sama pemerintah untuk mengelolanya. Jumlah petani gandum sekitar 3500 orang dan mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya,” tutur Samino.
“UKM juga begitu, sangat diperhatikan. Bahkan kalau produk roti misalnya tidak habis, ada yang sudah ditunjuk untuk menampung dan dikelola menjadi pakan ternak. Petani dan UKM didukung penuh oleh pemerintah. Dari sisi teknologi sampai pengelolaan produksi,” tukasnya.