Sejak didirikannya, Coldspace dipercaya oleh brand-brand dari industri F&B serta e-commerce di Indonesia untuk menyimpan bahan baku maupun barang jadi mereka.
Untuk menunjang operasionalnya, Coldspace memiliki standar tersendiri di samping infrastruktur yang canggih ini.
"Di samping infrastruktur yang baik, secara operasional kami harus menggunakan hati," tutur Founder & CEO Coldspace Arnold Giovanni pada konferensi pers di Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024.
Hal ini agar barang tetap segar ketika diterima konsumen.
"Karena kita harus peduli dengan klien serta menjaga dan menangani barang mereka," tuturnya.
Terlebih, suhu yang tidak stabil baik dalam penyimpanan maupun pengiriman dapat dengan mudah merusak dan mengurangi masa shelf life makanan.
Arnold melanjutkan, melalui sistem dan teknologi yang terintegrasi, pihaknya memastikan kontrol dan monitoring selama proses loading hingga delivering sesuai dengan ekspektasi dan kualitas yang diharapkan oleh klien.
BACA JUGA:7 Cemilan Sehat untuk Diet yang Rendah Kalori, Nggak Takut Perut Buncit!
Hal ini sejalan dengan penjelasan Chief Marketing Officer Coldspace David Loei bahwa teknologi hybrid ini bukan hanya terkait suhu, melainkan pula penangan yang baik melalui fasilitas dan layanan yang diberikan.
“Berbicara tentang hybrid bukan hanya dari suhu dan temperatur, tapi juga bagaimana fasilitas kita bisa memadai dari sisi penanganan baik untuk costumer kita yang B2B dan B2C,” ungkap David.
Sebagai pioneer industri logistik untuk rantai dingin, Coldspace berhadap nantinya akan ada fasilitas semacam hybrid cold fulfillment warehouce ini di lokasi lain di Indonesia.
Coldspace sendiri dalam waktu dekat juga akan meresmikan cold storage di Bali dan terus melakukan ekspansi ke wilayah lain di seluruh Indonesia. (Annisa Amalia Zahro)