Minat Baca Masyarakat Indonesia Kurang dari 3%, Wapres Canangkan Gerakan Literasi Desa

Sabtu 18-05-2024,13:23 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID – Minat baca atau literasi masyarakat Indonesia masih rendah yakni kurang dari 3%. 

Hal itu diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. 

"Meski survei tingkat kegemaran membaca di Indonesia tahun 2023 menunjukkan peningkatan, persentasenya masih rendah, yaitu kurang dari 3 persen," ungkap Ma'ruf pada Puncak Hari Ulang Tahun ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Hari Buku Nasional 2024.

BACA JUGA:Skor Minat Baca Indonesia Turun 18 Poin, 4 Juta Eksemplar Buku Disebar ke Sekolah

Ia pun menyoroti hasil studi evaluasi sistem pendidikan yang diinisiasi oleh OECD yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata.

Di sisi lain, Plt. Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz meyakini bahwa rendahnya tingkat kegemaran membaca dan kemampuan literasi ini disebabkan kurang tersedianya buku bacaan yang sesuai dengan minat mereka.

Padahal, menurut Ma'ruf, buku merupakan media utama peningkatan literasi dan prasyarat lahirnya intelektualitas.

BACA JUGA:Ruang Amal Indonesia Diluncurkan, Wapres Ma'ruf Amin Harap Lembaga Amil Zakat Diperbanyak

"Buku juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah," tuturnya.

Hal ini menjadi perhatian agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia semakin meningkat dan sejalan dengan pembangunan Indonesia yang semakin melesat.

Oleh karena itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam Gerakan Literasi Desa.

BACA JUGA:Wapres Minta Kemenag Antisipasi Cuaca Panas Arab Saudi: Jangan Sampai Jemaah Meninggal Kepanasan

Gerakan ini bertujuan membentuk dan mengubah pola pikir masyarakat desa agar dapat berpartisipasi aktif dalam program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang dicanangkan pemerintah.

Bahkan, program ini dapat diintegrasikan dalam program penanganan stunting yang masih menjadi persoalan di desa-desa.

"Gerakan literasi desa dapat dimanfaatkan untuk mengubah kebiasaan para ibu di desa yang masih enggan membawa anak-anaknya ke Posyandu karena tidak paham bahaya stunting bagi masa depan anaknya," jelasnya.

Kategori :