JAKARTA, DISWAY.ID -- Dana Moneter International (IMF) mengkhawatirkan posisi dolar AS, sebagai mata uang dunia diakibatkan mata uang BRICS, yang berlahan menggeser kdudukan mata sang tersebut.
IMF yang sering disebut sebagai Bank Dunia, menyadari semakin besarnya ancaman yang ditimbulkan oleh negara-negara BRICS, dan mata uang lokal lainnya terhadap dominasi dolar AS.
Pengakuan ini terjadi ketika negara-negera BRICS menerapkan program de-dolarisasi yang bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar AS sdebgai mata uang cadangan dunia.
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Presiden Iran Tewas Dalam Kecelakaan Helikopter
BACA JUGA:Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Tidak Ada Tanda-tanda kehidupan
Wakil Direktur Pelaksana IMF, Greta Gopinath menyoroti perubahan kebijakan ekonomi global ini dalam mekalanya yang berjudul “ Dampak Geopolitik terhadap Perdagangan Internasional dan Dolar”.
Greta mencatat bahwa negara-negara BRICS semakin banyak melakukan bisnis berdasarkan aliansi geopolitik mereka dengan negara lain, yang mengarah pada penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas.
Menurut Gopinath, negara-negara BRICS sedang menilai kembali mitra dagang mereka dan mengarahkan aliran investasi asing berdasarkan masalah ekonomi dan keamanan.
Sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS dalam transaksi dan cadangan internasional.
Terlepas dari perkembangan ini, Gopinath menekankan bahwa dolar AS tetap menjadi mata uang utama dalam perdagangan global dan bursa komoditas.
BACA JUGA:Menteri Perang Netanyahu Tebar Ancaman Kudeta: Kami Akan Membentuk Pemerintahan Untuk Kemenangan
Terutama karena sebagian besar perdagangan komoditas ditagih dan diselesaikan dalam dolar AS.
Namun, jika negara-negara BRICS, terutama yang kaya akan sumber daya minyak, mulai melakukan perdagangan dengan mata uang lokal dan bukan dolar AS.
Hal ini dapat semakin melemahkan dominasi dolar. Dengan bergabungnya beberapa negara penghasil dan pengekspor minyak ke BRICS, termasuk potensi aksesi Arab Saudi.