MAKKAH, DISWAY.ID – Meskipun tidak termasuk rukun haji, sebagian jamaah ada yang ingin melakukan tarwiyah sebelum wukuf di Arafah. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak memfasilitasi jamaah haji yang akan melaksanakan tarwiyah.
Bagi jamaah yang menginginkan tarwiyah, bisa melakukannya secara mandiri. Tentu dengan segala konsekuensi dan risiko yang ditanggung sendiri.
Tarwiyah merupakan prosesi ibadah yang dilakukan pada 8 Zulhijah atau sehari sebelum wukuf. Pada tanggal tersebut, jamaah meninggalkan Makkah dan tinggal dulu di Mina. Di Mina, mereka salat duhur, asar, magrib, Isya, dan subuh. Barulah menjelang wukuf bergeser ke Arafah. Jarak Mina ke Arafah sekitar 15 km.
"Jadi tarwiyah itu, kita kan tidak memfasilitasi dan tidak menyekemakan tarwiyah. Tetapi kalau jamaah itu ada yang mau tarwiyah koordinasinya dengan maktab," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid Subhan kepada tim Media Center Haji (MCH) di Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah.
BACA JUGA:Puncak Haji, Menag Minta Ada Skenario Mengantisipasi Kepadatan di Muzdalifah
BACA JUGA:Jemaah Haji Paling Banyak Idap Penumonia, Ini Rekomendasi KKHI Makkah Untuk Mencegahnya
Hanya saja Subhan tidak menyarankan jamaah haji Indonesia melakukan tarwiyah. Energi yang dikeluarkan untuk tarwiyah sangat besar. Sebab, tidak ada kendaraan umum yang bisa mengantar jamaah dari Makkah ke Mina dan dari Mina ke Arafah. Hanya kendaraan yang ber-tasreh (izin) yang boleh masuk ke Armuzna.
Tarwiyah merupakan ibadah sunah. Sehingga bila tidak dilakukan tidak memengaruhi keabsahan haji para jamaah. Selain itu, jamaah haji Indonesia yang jumlahnya sangat besar juga tidak mungkin bisa mengejar waktu wukuf di Arafah jika pergi ke Mina dulu.
"Rukun haji itu di Arafah. Kalau kemudian, kita lihat, pergerakan jamaah dari Makkah ke Arafah itu memerlukan waktu dari jam 07.00 pagi (8 Dzulhijjah). Tahun lalu itu berakhir jam 01.00 dini hari. Wukufnya masih besok pagi," ucapnya.
Jika 241 ribu jamaah haji Indonesia melaksanakan Tarwiyah ke Mina semua, ada risiko ketinggalan saat wukuf di Arafah. Belum lagi saat itu 2,5 juta jamaah haji dari seluruh dunia tumplek blek di Armuzna. Bisa dibayangkan kepadatan di sana. Seluruh jamaah haji Indonesia sudah harus berada di Arafah sebelum pelaksanaan wukuf.
BACA JUGA:Menag Cek Kesiapan Armuzna, Jamaah Haji Indonesia Dapat Tenda Model Baru di Arafah
BACA JUGA:Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji
Waktu wukuf di Arafah sendiri yaitu antara waktu Dzuhur pada hari kesembilan Dzulhijah hingga Fajar hari kesepuluh Zulhijah.
"Nah sekarang kalau dari Mina dulu, itu mereka berangkat tanggal 9 (Dzulhijjah) pagi menuju ke Arafah. Lalu wukufnya kapan?" kata Subhan.
Atas berbagai pertimbangan itu, PPIH mengambil kebijakan langsung memberangkatkan jamaah haji Indonesia menuju Arafah untuk persiapan wukuf. Pemerintah, kata Subhan, lebih mengutamakan pelaksanaan rukun hajinya dari pada mengejar sunah. "Jadi harus memprioritaskan yang prioritas," jelas Subhan.