Puncak Haji, Menag Minta Ada Skenario Mengantisipasi Kepadatan di Muzdalifah

Puncak Haji, Menag Minta Ada Skenario Mengantisipasi Kepadatan di Muzdalifah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas didampingi Ketua Mayariq Amin Indragiri melihat kesiapan fasilitas di Muzdalifah. Terlihat bangunan toilet baru di kawasan tersebut. --Media Center Haji

MAKKAH. DISWAY.ID – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap tidak ada lagi kasus jamaah telantar di Muzdalifah seperti tahun lalu. Persiapan dan skema pergerakan jamaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) tahun ini sudah dirancang sedemikian rupa agar ritual ibadah haji yang dijalankan jamaah lancar.

Jamaah haji akan mabit di Muzdalifah setelah selesai wukuf di Arafah. Gus Men –sapaan Menag Yaqut Cholil Qoumas– meninjau langsung kesiapan layanan dan fasilitas bagi jamaah haji di Muzdalifah. Terutama toilet-toilet baru yang dibangun di kawasan tersebut.


Menag Yaqut Cholil Qoumas mellihat kondisi Muzdalifah pada Selasa, 11 Juni 2024. --Media Center Haji

Penambahan ratusan toilet itu di satu sisi memudahkan jamaah. Di sisi lain membuat area Muzdalifah menjadi makin sempit. Berkurang hingga 20.000 meter persegi. Padahal jumlah jamaah haji reguler tahun ini bertambah 10 ribu orang. 

”Tentu, dengan luas ini tidak memungkinkan jamaah untuk bisa nyaman. Maka, kami ambil skema murur,” kata Yaqut di Muzdalifah, Selasa, 11 Juni 2024.

BACA JUGA:Jemaah Haji Paling Banyak Idap Penumonia, Ini Rekomendasi KKHI Makkah Untuk Mencegahnya

BACA JUGA:Menag Cek Kesiapan Armuzna, Jamaah Haji Indonesia Dapat Tenda Model Baru di Arafah

Ada 55 ribu jamaah yang masuk skema murur atau mabitnya hanya melintas di Muzdalifah dan langsung menuju Mina. Tidak turun dari bus. MUI dan ormas-ormas Islam juga telah menyatakan bahwa mabit dengan murur sah secara fiqih. Jamaah juga tidak dikenai dam ketika murur. 

”Semua memberi dukungan atas pilihan ini. Demi kenyamanan dan keselamatan jamaah,” ujarnya. 

Menurut Yaqut, pembangunan toilet ini membuat area mabit di Muzdalifah berkurang hingga dua hektare. Ruang bagi jamaah untuk melaksanakan mabit berkurang. Dari sebelumnya 0,54 meter persegi kini tinggal 0,29 meter persegi. 

Potensi kepadatan jamaah di Muzdalifah memang jadi salah satu atensi Gus Men.  Kepada Masyariq, vendor yang menangani jamaah Indonesia, Gus Men menanyakan antisipasi bila terjadi kepadatan dan penumpukan jamaah di Muzdalifah. 

Ketua Masyariq Amin Indragiri menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak agar tidak terjadi lagi keterlambatan bus yang akan membawa jamaah dari Muzdalifah ke Mina. 

BACA JUGA:Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji

BACA JUGA:Mobilitas di Armuzna Tinggi, Jamaah Haji Sebaiknya Bawa Tas yang Fleksibel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: