BACA JUGA:Menag Cek Kesiapan Armuzna, Jamaah Haji Indonesia Dapat Tenda Model Baru di Arafah
Menurut Alissa, jamaah haji perempuan perlu perhatian khusus terutama dalam infrastruktur yang menunjang ibadahnya. Ada hal-hal khusus bagi perempuan dalam hal ibadah yang sangat berbeda dengan laki-laki.
"Misalnya contoh yang paling mudah, pembimbing ibadah, lalu fasilitas nanti di Armuzna seperti toilet, itu, kan, biasanya ada pengaturan khusus. Karena perempuan dan laki-laki, kan, penggunaan kamar mandinya pasti berbeda. Seperti itu yang mau kita pastikan," ujar Alissa.
Mariana Hasbie
Namanya kerap muncul saat ada press release Kementerian Agama. Mantan jurnalis Gatra itu adalah tenaga ahli sekaligus juru bicara Kemenag. Dia menjadi garda terdepan komunikasi publik dalam musim haji 2024
Dalam daftar Amirul Haj, Mariana bertugas di sekretariat bersama M. Azis Hakim. Latar belakangnya sebagai jurnalis membuatnya punya kapasitas dalam menjelaskan berbagai kebijakan Kemenag dalam bahasa yang mudah dipahami publik. Dia memahami kebutuhan media.
"Ya, kan ini sebenarnya ini tahun kedua ada Amirul Hajj perempuaan. Ini memang mau dipertahankan,” ujar Anna kepada tim Media Center Haji.
BACA JUGA:Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji
BACA JUGA:Jadi Petugas Haji, dr Nana Wisuda S2 di UMY dari Tanah Suci
Mariana Hasbie-Dok.-
Masuknya perempuan dalam Amirul Haj, kata Mariana, merupakan bentuk komitmen Kemenag dalam memperhatikan pelayanan kepada jamaah haji perempuan. "Kan mayoritas jamaah haji kita banyak yang lansia dan perempuan. Jadi ada perhatian khusus," lanjutnya.
Kalau melihat data jamaah haji di Siskohat, 55,6 persen jamaah haji Indonesia adalah perempuan. Jumlah jamaah perempuan adalah 118.581. Sedangkan jamaah haji laki-laki adalah 94.694.
"Kan kalau Amirul Haj-nya perempuan jadi relate. Jadi paham. Misalnya yang perlu diperbaiki aspek mananya," tambahnya.
Ariati Dina Puspita
Kalau Alissa Wahid mewakili NU, Ariati Dina Puspita adalah kader Muhammadiyah. Dia adalah aktivis Nasiyatul Aisyiyah. Kita tahu peran Aisyiyah sebagai lembaga otonom Muhammadiyah yang concern pada isu pemberdayaan perempuan.
Ariati terpilih sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Nasiyatul Aisyiyah (PPNA) pada Muktamar ke-XIV Nasiyatul Aisyiyah pada 2022. Sehari-hari, perempuan kelahiran 2 Mei 1986 itu adalah dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.