BACA JUGA:Padu Padan Motor Honda PCX160 dan Dunia Game Ada di Sini!
"Afif Maulana mengajak lompat. 'Bang kita melompat saja'. Dijawab Aditia 'jangan lompat, kita menyerahkan diri saja'," ungkapnya.
"Upaya mengajak sudah jelas, upaya ingin melompat sudah jelas, upaya ditolak ajakan itu sudah jelas. Tetapi kita hanya satu tidak ada saksi yang melihat, kapan dia melompat. Kapan dia melakukan niatnya itu. Kapan dia merealisasikan ajakannya itu," sambung Suharyono.
Ia menjelaskan, saat tim swiper datang, Aditia sedang sibuk mencari handphonenya yang hilang.
Dalam waktu hitungan detik dia menengok ke kiri, lehernya dipegang polisi.
BACA JUGA:Ibu Kandung Dilaporkan Anak Terkait Harta Warisan, Pasrah Tak Lapor Balik
"Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi 'pak teman saja tadi ada melompat'," terangnya.
"Polisinya menjawab tidak mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada," tegasnya.
"Di saat dia (Aditia) menyampaikan temannya ada yang melompat dan polisi tidak percaya, polisi hanya menjawab tidak mungkin".
"Kenapa polisi menjawab itu, karena tinggi (dari atas jembatan ke sungai). Tidak mungkin ada orang yang (berani) melompat. Sehingga Aditia bersama sepeda motor dibawa ke Mapolsek Kuranji," lanjutnya.
BACA JUGA:Ibu Kandung Dilaporkan Anak Terkait Harta Warisan, Pasrah Tak Lapor Balik
BACA JUGA:30 Link Twibbon HUT ke-78 Bhayangkara Terbaru Gratis Lengkap Ucapan, Bagikan ke Media Sosial
Masih dengan Kapolda, peristiwa itulah yang membuat 2 tulang punggung korban menusuk paru-paru.
"Di tubuh korban ada patah tulang. Itu di tulang punggung iga kiri belakang nomor 1 dan nomor 6. Kemudian dari patahan itu menusuk paru-parunya sebelah kiri. Sehingga robek 11 cm," ungkapnya.
Kemudian dari visum luar ditemukan lecet-lecet dan luka memar pada tubuh, karena motornya jatuh.