Terbaik Baru

Minggu 21-07-2024,04:57 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

PUN sekolah Islam, kini banyak yang mahal. Di SMA Al Hikmah Surabaya, misalnya, siswa harus bayar Rp 2,1 juta/bulan.

Untuk SMP Tursina, Malang, murid harus bayar Rp 3,6 juta/bulan. Masih banyak lagi. Di Solo. Di Yogyakarta. Di Jakarta. Bogor. Bandung. Anda bisa menambahkan sederet nama sekolah Islam ''bintang empat'' seperti itu.

Berarti Al Hikmah sudah setara dengan sekolah Katolik terbaik di Surabaya, St Louis: Rp 2,1 juta/bulan. Yang belum sama adalah gelar juara basket SMA: St Louis seperti langganan juara DBL sepanjang masa.

Saya ingat ketika jadi aktivis mahasiswa Islam zaman nan lalu. Salah satu tema diskusi mingguan kami adalah: mengapa sekolah terbaik di setiap kota hampir pasti sekolah Katolik. Nomor duanya hampir pasti sekolah Kristen/Protestan. Sekolah-sekolah Islam jauh ketinggalan.

Zaman itu orang Islam yang kaya, baru segelintir. Mereka pun menyekolahkan anak ke sekolah Katolik.

Zaman berubah. Perekonomian negara kian maju. Rakyat kian punya uang. Pun yang Islam. Jumlah orang Islam yang berduit kian banyak. Mereka mampu menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah bermutu tinggi –biar pun biayanya mahal.

Saya tidak tahu siapa yang pertama menangkap peluang itu: bikin sekolah bermutu. Yang ternyata dibanjiri peminat. Sekolah agama tidak harus murah. Sampai seperti membeli Hyundai atau Piyati: harus inden.

Inden itu bahkan sampai lima tahun. Artinya: untuk masuk ke SMA di sekolah Islam tersebut harus mendaftar sejak anaknya masih kelas 5 SD. Lalu setiap bulan mereka sudah harus membayar –meski tidak semahal ketika sudah masuk SMA.

Sekolah Islam tersebut akan memonitor kualitas akademik si kelas 5 SD. Agar kualitas akademiknya kelak memenuhi syarat masuk di SMA tersebut.

Tak terbayangkan bahwa agenda diskusi mingguan di masa lalu terjawab di zaman ini: sekolah terbaik tidak harus lagi Katolik.

Yang menarik untuk diamati adalah: banyak sekolah bintang empat tersebut bukan dari organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Sekolah-sekolah bintang empat itu praktis milik perorangan –lewat satu yayasan yang dikendalikannya.

Al Hikmah Surabaya, misalnya, didirikan oleh alumnus ITS Surabaya, Ir Abdul Kadir Baraja. Kini Al Hikmah sudah berusia 35 tahun.

Al Hikmah sudah seperti Citibank: banyak alumninya yang mendirikan sekolah serupa. ''Alumni'' yang saya maksud termasuk para guru yang pernah lama mengajar di Al Hikmah.

Kini sudah sekitar 50 sekolah Islam yang ''copy paste'' Al Hikmah –dengan biaya separonya. Hebathya, Al Hikmah tidak keberatan di-copy seperti itu. Bahkan dibantu sepenuhnya. Tanpa ada hubungan ''saham''.

Level orang kaya di Jakarta tentu beda dengan level orang kaya di Bandung atau Surabaya. Pun level orang kaya di kota yang lebih kecil. Level orang kaya di kota kecil inilah yang disasar copy Al Hikmah.

Maka kota sekecil Sidoarjo pun bisa memiliki ''Al Hikmah'' versi murah: Sekolah Islam Raudlatul Jannah. Rp 1,2 juta/bulan. Juga kebanjiran murid.

Sekolah seperti Al Hikmah sudah bukan lagi sekadar sekolah. Ia sudah menjadi sebuah sistem. Kekuatan sistem itulah yang membuat model Al Hikmah bisa di-copy dengan biaya lebih murah untuk kota yang lebih kecil.

Maka 20 tahun ke depan akan lahir generasi baru Islam yang berbeda sama sekali dengan generasi sekarang.

Perorangan ternyata mampu mengharumkan nama agama. Tidak harus lewat organisasi keagamaan.( Dahlan Iskan)

Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 20 Juni 2024: Tanpa Lipstick

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

USHA CHILIKURI

"Melihat sosoknyi yang tinggi dia mestinya berasal dari India tengah-utara. 

Tapi melihat gelap kulitnyi dia dari belahan selatan. 

Yang jelas ayah-ibunyi asli India," begitu tulis Abah DIS di CHDI hari ini.

Dan di bawah ini adalah menurut mbah Google..

"Orang tuanya adalah Venginati Vaidiki Brahmins dari wilayah Pesisir Andhra di Andhra Pradesh, India"

"Keluarga dari pihak ayahnya berasal dari desa Vadduru dekat kota Tanuku di distrik Godavari Barat.

Dan keluarga dari pihak ibunya berasal dari desa Pamarru di distrik Konaseema saat ini di Andhra Pradesh, India.

Mereka kemudian bermigrasi ke AS pada tahun 1980-an."

"Ayahnya, Radhakrishna "Krish", lulusan teknik mesin dari IIT Madras, adalah dosen di Departemen Teknik Dirgantara Universitas Negeri San Diego."

Sementara ibunya, Lakshmi, adalah ahli biologi molekuler dan biokimia kelautan dari Provost Sixth College di Universitas California, San Diego"

"Kakek dari pihak ayah Usha, Chilukuri Rama Sastry, mengajar fisika di IIT Madras. 

Institut tersebut kini menyelenggarakan penghargaan mahasiswa untuk mengenangnya."

"Chilukuri Santhamma, bibi buyutnya dianggap sebagai profesor tertua di India yang masih aktif pada usia 96 tahun ini".

###

Bukan orang sembarangan..!!

Mirza Mirwan

   Saat baca CHD sebelum subuh tadi sudah terpikir untuk melengkapi tulisan tentang Usha Chilukuri sepulang dari masjid dan ngaji satu juz. Untunglah saya lihat komentar dulu, teenyata sudah dilengkapi Pak Agus S.

    Tetapi Pak Agus keliru menerjemahkan "grand-aunt" menjadi bibi-buyut. Harusnya nenek-bibi. Sebab "grand-aunt" itu artinya bibi dari (salah satu) ayah atau ibu.

     Tentang Venginati Vaidiki Brahmin itu adalah sebutan untuk kasta brahmana di negara bagian yang berbahasa Telugu: Andhra Pradesh dan Tamil Nadu.

djokoLodang

-o--

Selamat pagi.

Ada yang beda hari ini pada Komentar Pilihan CHDI.

Apa itu?

Komentarnya ditampilkan apa adanya. Pakai spasi, alinea baru, dan seterusnya. Tidak seperti edisi-edisi yang lalu. Dimampatkan.

Entah, itu maunya p DI atau maunya yang berkuasa menampilkan.

Entah hanya hari ini saja, atau berlanjut.

--jL-

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

HITAM GAK PAPA...

Karena meskipun hitam, tetapi:

1). Beliau adalah seorang pengacara. 

Di Amerika, pengacara adalah profesi bergengsi.

2). Beliau sekolah SMA - nya dijalani di SMA Carmel, lulus tahun 2003.

3). Beliau  kuliah di Universitas Yale, dan lulus summa cum laude dengan gelar sarjana sejarah, dan dengan keanggotaan di Phi Beta Kappa.

Yang diundang masuk di keanggotaan Phi Beta Kappa, salah satu syaratnya adalah IPK minimalnya konsisten di atas 3,75.

4) Beliau kemudian kuliah di Clare College, Cambridge, di Inggris, sebagai Gates Cambridge Scholar.

Beliau enerima gelar Master of Philosophy dalam sejarah modern awal pada tahun 2010. 

5). Pada tahun 2013, beliau lulus Juris Doctor di Sekolah Hukum Yale.

Di sana, beliau juga menjadi Editor Pengembangan Eksekutif Yale Law Journal dan Managing Editor Yale Journal of Law & Technology.

6). Selama di Yale, beliau juga mengajar sejarah Amerika sebagai Yale-China Teaching Fellow di Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, Tiongkok.

###

Otaknya encer.

Tidak perlu lipstik.

Tidak perlu lip service..

Meski hitam, tetapi manis..

Mirza Mirwan

    Sudah diketahui umum bahwa pendukung Donald Trump itu banyak yang ekstrem, garis keras. Dan mereka ini bereaksi rasis setelah Trump menggandeng James David Vance sebagai cawapresnya. Itu hanya gegara isteri Vance yang berdarah India.

     Jaden McNeil yang aktivis kanan-jauh, misalnya, menulis di platform X dengan nada sinistik: "Saya yakin orang ini (JD Vance: MM) akan hebat dalam (kebijakan) imigrasi."

    Lalu ada Nick Fuentes, aktivis White Supremacy: "Apakah kita benar-benar berharap pria yang beristrikan (wanita) India dan memberi nama anaknya Vivek (ini) akan mendukung identitas kulit putih?".

    Ada lagi Vincent J. Fox yang pada 6 Januari 2021 ikut "nglurug" ke gedung Kongres, menulis: "JD Vance dijadikan cawapres. Dan tiba-tiba ada doa-doa Hindhu di RNC (konvensi nasional Republik: MM). Selanjutnya kita akan melihat Senator Mike Lee dan Vance akan bekerjasama meyakinkan Trump untuk mengizinkan (memasuki AS) 10 juta imigran India."

    Masih banyak lagi lainnya. 

    Apakah serangan rasis itu akan mempengaruhi pendukung Trump? Kemungkinannya kecil, sebatas yang se-frekuensi dengan mereka.

     Saya hanya membayangkan, andaikata Trump menggandeng Vivek Ramaswamy yang juga berdarah India apakah mereka juga akan bereaksi rasis. Atau misalnya Trump menggandeng Nikki Haley yang sudah menyerahka 97 suara delegasinya untuk mendukung Trump. Ramaswamy dan Nikki juga berdarah India.

M.Zainal Arifin

Hitam=  matang. 

Putih=  mentah.

Mbah Mars

“Dia terlalu hitam untuk mewakili sosok wanita India masa kini” . Membaca kalimat pembuka artikel CHDI pagi ini, saya menduga Pak Bos mau menulis tentang sosok menantu orang terkaya se Asia yang baru saja melangsungkan pernikahan. Saya belum lihat foto di atas artikel. Masih kriyip-kriyip bangun tidur. Adalah Mukesh Ambani, yang memiliki kekayaan -tarik nafas-    mencapai US$ 117,8 miliar atau setara Rp 1.864 triliun barusan menghamburkan uang 10 trilyun untuk menikahkan ananya, Anant Ambani yang ketemu jodoh dengan Radhika Merchant. Saya awalnya juga menduga, Pak Bos menghubungi dua orang Indonesia yang menghadiri pernikahan super mahal tersebut. Dr. Irene dan pamannya. Siapa dr Irene kok bisa-bisanya diundang Mukesh Ambani ? Silahkan tanya Mbah Google. Setelah membaca kalimat berikutnya saya sadar, oh salah duga di awal. Usha Chilukuri dibandingkan dengan Radhika Merchant, bak langit dengan bumi.

Bahtiar HS

Leres Pak Mirza. 

Laptop saya juga kena bluescreen tiba-tiba dan restart terus. Harus nyari Bitlocker untuk buka opsi recovery di Windows nya. Sudah dpt kodenya sih. Tp belum saya coba. Beberapa teman gagal recovery. Jadi saya tunggu teman2 yang sudah berhasil recovery saja hehehe.

Mirza Mirwan

    Jumat kemarin update perangkat lunak rutin menyebabkan kekacauan yang melanda bisnis global, mulai dari bandara, bank, ritel hingga penegakan hukum.

    Itu bukan disebabkan oleh serangan siber, melainkan disebabkan oleh salah satu perusahaan keamanan siber terbesar yang menerapkan update yang cacat saat mencoba melindungi pelanggan dari peretas. Perusahaan tersebut adalah CrowdStrike, yang bermarkas di Austin, Texas.

     Semua komputer yang menggunakan sistem operasi Windows ngadat, kemarin itu. Di beberapa bandara, banyak maskapai yang terpaksa menulis dengan tulisan tangan untuk boarding pass. Pendek kata segala hal yang tadinya serba "computerized" terpaksa dilakukan secara manual.

Sumartan

Isteri "  Kapan kita ke toko roti dan Ngopi lagi? di  depan toko Berlian  "

Lagarenze 1301

Santai sejenak. 

Istri berulang tahun. Suami membuat "candle light dinner" yang sangat romantis. 

Istri: "Kamu belum memberiku hadiah." 

Suami: "Lihatlah ke jendela." 

Istri: "Apa yang aku lihat?" 

Suami: "Apakah kamu melihat Ferrari merah cantik diparkir di luar?" 

Istri: “Ya, ampun, terima kasih suamiku sayang, aku sangat menyukainya!" 

Suami: "Apakah kamu suka warnanya?" 

Istri: "Ya, itu sangat indah." 

Suami: “Aku membelikanmu lipstik dengan warna yang persis seperti itu.”

Gianto Kwee

Selain Hema Malini, ada juga Mumtaz, juga di film "Hare Rama Hare Krishna" Mumtaz kulitnya lebih terang, Lagu Thema nya "Kanchi Re Kanchi Re" 

Film ini (1971) Dibintangi juga dengan "Dev Anand" Yang juga sebagai Sutradara (?)

Apakah film ini ada di "Netflix" ?

Gianto Kwee

Melihat Usha Chilukuri, dengan tampilan alami aku terkenang "Indian Actress" Awal 1970, "Tamil" Hema Malini yang begitu Alami, Cantik dan Manis,  tampil menawan di Film "Hare Rama Hare Krishna (1971)

Lagu Thema "Pholon Ka Taaron Ka" Tetap indah dinikmati

Hema Malini, saat ini 76 tahun

Juve Zhang

Gangster Top DT sudah wanti wanti ke Taiwan...anda harus bayar uang keamanan jika ingin di lindungi....Presiden Taiwan langsung balas...siap Don kami akan bayar jasa keamanan....wkwkwk..ramalan Stali  dan Mao terbukti...dunia persilatan sangat kejam dan anda perlu ilmu bom Atom atau di jajah.

Leong Putu

Oow oow oow...ooo

Pak Bos yang secara usia sudah pantas untuk memelihara kumis , jamang dan  jenggot tapi ndak melakukannya, ternyata agar terus kelihatan lebih muda? Biar terus bisa lirik ciwi ciwi? Agar masih mau ditemani si 5i kalau lagi mbolang ke China?

Ya...ya...ya..i know ...i know...

Bahtiar HS

JD Vance dipilih jadi cawapresnya Donald Trump. Dapat tentangan dan nyinyiran dari pendukung Trump, apalagi ketika istrinya keturunan India. Umur Vance pun baru 39 tahun. Cawapres termuda dalam sejarah pilpres cawapres Amerika.

Jadi penasaran. Vance belum 40 tahun. Apa ruang kerjanya juga dipenuhi dengan aneka rupa mainan anak-anak ya? Eh?

Edy Yanto

Ada yg lucu di negeri kita ini..dlm mggu ini ada rajia di toko2  seputaran jkt..di kementerian pak Zulkifli Hasan bilang kita tidak ada Rajia..tpi kenyataan nya di lapangan banyak toko2 yg di sikat..tpi judul nya merajia barang impor ilegal yg sudah ada di toko2 retail..

otak saya agak konslet rasa nya..bingung jga krn judul nya rajia barang impor tpi yg di rajia toko2 yg notabene nya bukan importir..

Ini semacam jebakan pejabat bukan jebakan Batman..krn Batman ada di Hollywood..

Di biar kan masuk dlu bru yg bwa nya di sikat..jdi atas bwa dpat uang damai..dpat uang nya dapat barang nya..horeeee...

Bagaimana bisa dgn bodoh nya merajia toko retail..klau serius kementerian terkait perketat pintu masuk nya krn judul nya kan import atau setidaknya di gudang gudang importir..

Ini nama nya berani dgn yg kecil recehan tpi PENAKUT dgn yg PAUS

memang enak jdi pejabat klau di tanya kenapa anda Rajia di toko retail...Jawab nya MANA ADA KITA RAJIA..trus yg RAJIA siapa..??

Kalangan pemerintah paling enak memutar lidah nya klau terjadi kesalahan nanti di bilang nya OKNUM..klau OKNUM nya di kumpulkan udah bsa jdi satu KEMENTERIAN..gak kyak di luar negeri sebelum di bilang oknum sudah mengundurkan diri dluan ..kata oknum hanya buang badan krn MALU GAK MAU DI TANGGUNG BERSAMA...( Kecuali $ )

thamrindahlan

Tetap cantik tanpa kosmetik

Tetap cantik tanpa jari lentik

Tetap cantik tanpa narik narik

Tetap cantik tanpa nyentrik

Tetap cantik tanpa intrik

Tetap cantik tanpa usik usik

Tetap cantik tanpa lipstick

Tetap cantik tanpa musik

Tetap cantik tanpa menggelitik

Tetap cantik tanpa politik

Tetap cantik tanpa mistik

 

 

Kategori :