JAKARTA, DISWAY.ID-- PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) menargetkan menerima impor 30 ribu mobil listrik dari Tiongkok hingga akhir tahun 2024.
Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi mengatakan, car maker lainnya diperkirakan pada Semester II 2024 akan mengalami peningkatan untuk mengejar target ketertinggalan Semester I 2024.
BACA JUGA:Gelegar PLN Mobile 2024 Kembali Hadir, Jangan Lewatkan Hadiahnya Emas Hingga Mobil Listrik!
BACA JUGA:Berkunjung ke GIIAS 2024, Menko Airlangga Puas Mobil Listrik Dapat Respon Positif
"Hingga akhir tahun 2024 dan rencana kedepannya kendaraan elektrik (mobil listrik) diestimasikan mampu menyumbangkan sekitar 30.000 unit khususnya mobil dari Tiongkok," kata Sugeng dalam keterangannya pada Selasa, 30 Juli 2024.
Sugeng melanjutkan, dalam 6 bulan pertama 2024, IPCC berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif meski dihadapkan dengan situasi geopolitik global yang dinamis serta isu keselamatan pada produsen kendaraan.
IPCC mampu mencatatkan kenaikan laba bersih Semester I 2024 sebesar 2,24 persen YoY.
Dalam Laporan Kinerja Keuangan Semester I tahun 2024 IPCC berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih di paruh pertama tumbuh menjadi Rp80,69 Miliar dari sebelumnya Rp.78,91 Miliar.
BACA JUGA:Cari Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan di GIIAS 2024? Mampir di Booth Vinfast
Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan arus cargo alat berat sebesar 44,23 persen (YoY) serta cargo truck and bus sebesar 21,82 persen (YoY) di Terminal Satelit walaupun terjadi penurunan untuk CBU sebesar 1,25 persen (YoY) secara konsolidasi, dimana proporsi terbesar adalah Terminal Satelit sebesar 40,94 persen, Terminal Internasional 40,74 persen dan Terminal Domestik sebesar 18,32 persen.
Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44 persen menjadi Rp340,96 Miliar (YoY) hingga Juni 2024.
Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23 persen dari Rp5,8M menjadi Rp8,5M.
"Bahwa di tengah menurunnya nilai impor dan ekspor Indonesia khususnya cargo kendaraan, IPCC berhasil membukukan kinerja positif," ucap Sugeng.