JAKARTA, DISWAY.ID - Situasi ekonomi yang serba tidak pasti membuat masyarakat harus cerdas mengatur keuangan.
Hal itulah yang digaungkan Alvin Lim, advokat yang merupakan mantan Vice President Bank of America, agar masyarakat semakin cerdas di bidang finansial.
BACA JUGA:Tampil Jadi Pemateri Pelatihan Cerdas Finansial, Alvin Lim Tuai Pujian Netizen
Alvin mewanti-wanti masyarakat mengenai potensi resesi ekonomi yang mungkin terjadi di Indonesia.
Ia menyoroti beberapa faktor yang menurutnya menjadi indikator penting soal resesi yang kemungkinan bisa terjadi.
"Ketidakpastian politik, konflik global, dan kenaikan harga komoditas, bersamaan dengan peningkatan angka pengangguran dan deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut, menunjukkan tanda-tanda potensi resesi," kata Alvin, Selasa 6 Agustus 2024.
Menurutnya, sejumlah aset dan nilai saham berpotensi menurun saat resesi terjadi. Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk memulai investasi jangka panjang.
"Selama periode resesi, aset dan saham dapat turun lebih dari 10%. Ini adalah saat yang tepat untuk menyiapkan dana tunai guna memanfaatkan peluang investasi saat harga aset berada di posisi rendah," lanjutnya.
Ia juga menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menyebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan terkait kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena pergerakannya selalu fluktuatif dari hari ke hari.
BACA JUGA:IHSG Menguat Hingga Dekati 6.900, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini Menurut Analis
BACA JUGA:IHSG Turun Drastis Ke Level 6.800 Sepekan Ini, Cek Daftar 10 Saham Favorit Investor Asing
Airlangga juga menambahkan bahwa pemerintah terus memantau kondisi ekonomi global, terutama potensi resesi di Amerika Serikat. Ia berharap tingkat suku bunga acuan akan bisa turun pada Kuartal IV-2024.
Meski begitu, Alvin menekankan pentingnya kewaspadaan dan persiapan. Ia mengingatkan bahwa dampak resesi dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di segmen menengah ke bawah.
"Kita perlu bersiap-siap menghadapi kemungkinan kenaikan harga barang, peningkatan angka pengangguran, dan penurunan daya beli masyarakat," kata Lim. "Persiapan yang matang sangat penting."