JAKARTA, DISWAY.ID -- Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia tahun 2023-2030.
Kanker leher rahim atau kanker serviks sendiri menduduki urutan kedua sebagai kanker yang paling berisiko bagi perempuan dengan jumlah 36.962 kasus baru pada 2022.
Hal ini menyebabkan kanker leher rahim menjadi salah satu penyakit dengan beban pembiayaan terbesar.
BACA JUGA:Miris! Angka Kematian Ibu Pasca Persalinan Tinggi, Indonesia Terbanyak Kedua di ASEAN
BACA JUGA:Peran Penting PAFI dalam Meningkatkan Kualitas SDM dan Pelayanan Farmasi di Indonesia
Sebagai salah satu langkah penanggulangan peningkatan penyakit berbahaya tersebut, sejumlah tata laksana dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
"Dalam mewujudkan eliminasi kanker leher rahim diperlukan dukungan dan peran berbagai pihak untuk melakukan harmonisasi pelaksanaan imunisasi HPV, skrining HPV DNA, tata laksana lesi prakanker dan kanker, sehingga dapat mencapai eliminasi kanker leher rahim yang tinggi dan merata," kata Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr Yudhi Pramono, MARS pada diskusi kesehatan di Jakarta, 13 Agustus 2024.
Dalam hal pemberian imunisasi, pihaknya menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau sederajat, termasuk yang tidak bersekolah.
Anak-anak tersebut menjadi sasaran vaksinasi Human Papilomavirus (HPV) lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
BACA JUGA:Ini Manfaat Air Kelapa Hijau yang Perlu Diketahui, Bantu Kembalikan Cairan Tubuh yang Hilang
Pihaknya mencatatkan, para BIAS 2023, beberapa kota di Indonesia telah berhasil mencapai target 90% cakupan imunisasi HPV.
“Cakupan imunisasi HPV saat ini telah mencapai 90 persen untuk dosis pertama, dan 95 persen untuk dosis kedua yang menunjukkan imunisasi HPV ini diterima secara luas," tambahnya.
Kendati demikian, sejumlah besar kota masih memiliki cakupan imunisasi yang rendah dan belum mencapai target.
Oleh karena itu, Yudhi menilai, perlu adanya upaya berkelanjutan dan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi HPV.