Interaksi Ridwan Kamil dan Fauzi Bowo di Setu Babakan, Menggali Budaya Betawi dan Masa Depan Jakarta

Rabu 04-09-2024,14:28 WIB
Reporter : Fajar Ilman
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Calon Gubernur DKI Jakarta dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Ridwan Kamil, melakukan kunjungan ke Perkampungan Kebudayaan Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan pada Rabu, 4 Agustus 2024.

Dalam kunjungannya, Ridwan Kamil didampingi mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang menjabat pada periode 2007-2012.

BACA JUGA:Bertemu di Situ Babakan, Ini Isi Wejangan Foke untuk Ridwan Kamil

BACA JUGA:Ridwan Kamil dan Fauzi Bowo Bertemu di Setu Babakan, Tanda Foke Jadi Timses?

Ridwan Kamil menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungannya adalah untuk mempelajari budaya Betawi yang merupakan budaya asli Jakarta.

"Ya alhamdulillah kita sebagai orang yang punya niat maksud ingin mempelajari, belajar, tentang apa itu Jakarta dan belajar baik tentunya yang paling pas adalah kepada para gubernur terdahulu, salah satunya bang Foke, yang tentunya beliau punya pengalaman luar biasa," katanya kepada wartawan.

Ia juga mengungkapkan pentingnya interaksi dengan mantan Gubernur Fauzi Bowo yang pernah menjabat diposisi strategis di Pemprov Jakarta.

"Saya berinteraksi dengan beliau (Foke) saat masih Kadis Pariwisata, Sekda, Gubernur. Tempat hari ini dilaksanakan di Setu Babakan, ada pusat budaya Betawi, ternyata Jakarta ada danau yang indah, kuliner Betawi, dan lain-lain," ungkapnya.

BACA JUGA:Kelakar Rano Karno Soal Visi-Misi Ridwan Kamil: Dia Arsitek, Si Doel Tukang Insinyur

BACA JUGA:Ridwan Kamil Ungkap Strategi Kemenangan, Dukungan TKN Fanta dalam Pilgub Jakarta

Ridwan Kamil menekankan bahwa penting untuk menjadikan budaya Betawi sebagai bagian integral dari Jakarta yang global.

"Nanti seberesnya, tentu menjadi pengetahuan bagaimana konsep dari kita namanya gerbang Betawi, gerakan membangun budaya Betawi, akan diterjemahkan lebih komprehensif, lebih menyuluruh sehingga boleh Jakarta global kayak Hong Kong Singapura tapi kebudayaan sebagai pembeda identitas tetap harus ditonjolkan supaya orang punya orisinalitas," jelasnya.

Dia juga menyadari bahwa Jakarta masih akan menjadi pusat peradaban meskipun Nusantara menjadi ibu kota baru.

"Sebagai kurator IKN saya paham, butuh 20-30 tahun untuk Nusantara menjadi kota sesungguhnya, maka dalam rentang itu Jakarta masih menjadi pusat segalanya, pusat peradaban, dan lain-lain," tutupnya.

Kategori :