JAKARTA, DISWAY.ID-- Ekonom Celios Bima Yudhistira menyebut bahwasanya revitaslisasi pasar tradisional di Jakarta sangat mendesak untuk dilakukan.
Hal tersebut dikarenakan pasar tradisional masih memiliki porsi sebesar 70 persen dari total transaksi ritel.
BACA JUGA:Menilik Progres Revitalisasi Museum Nasional Indonesia, Kapan Dibuka Kembali?
BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Temui Heru Budi, Bahas Revitalisasi 3 Rumah Sakit di Jakarta
"Jadi upaya untuk melakukan revitalisasi pasar tradisional terutama di jakarta itu sangat mendesak untuk dilakukan," katanya saat dihubungi Disway pada Rabu 11 September 2024.
"Kenapa? Karena pasar tradisional itu masih memiliki porsi 70 persen dari total transaksi ritel," tambahnya.
Dikatakan Bima, bahwa porsi transaksi di pasar tradisional melebihi supermarket, minimarket hingga ecommers.
"Bahkan secara nasional juga porsinya jauh lebih besar daripada supermarket, minimarket dan juga ecommers," terangnya.
BACA JUGA:Program Revitalisasi Pemasyarakatan Bantu Pembinaan Narapidana Terorisme
BACA JUGA:Terancam Punah, Ini Upaya Kemendikbudristek Revitalisasi Ratusan Bahasa Daerah
Atas dasar hal tersebutlah dikatakan Bima, maka revitaslisasi pasar sangat diperlukan karena diharapkan bisa membantu penurunan dari inflasi.
"Karena signifikansi dari pasar tradisional ini, maka revitalisasi pasar tradisional diharapkan bisa membantu penurunan dari inflasi," ujarnya.
"Karena kalau barangnya tersedia, distribusinya kemudian lancar dan harganya juga pasti, itu bisa dimonitor dan diawasi, dan juga menjadi instrumen untuk mengendalikan tingkat inflasi bahan makanan," tukas Bima.