BEM KM UTM Kawal Kasus Mahasiswa Aniaya Pacar, Ungkap Dugaan Kekerasan Terjadi Berkali-kali

Senin 23-09-2024,11:07 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Presiden Mahasiswa (Presma) BEM KM Univesitas Trunojoyo Madura (UTM) Anis Anwary mengungkapkan, bahwa pihaknya menemukan tidak hanya satu bukti penganiayaan oleh mahasiswa Fakultas Teknik terhadap pacarnya.

Kasus penganiayaan oleh mahasiswa Fakultas Teknik terhadap pacarnya, menyeruak setelah viral video kejadian di depan kamar kos korban.

Mendapatkan informasi tersebut, Anis mengungkapkan bahwa pihaknya segera menelusuri kabar penganiayaan ini.

BACA JUGA:Waspada! Ini Dampak Fenomena Equinox di Indonesia, Diprediksi Terjadi 23 September

BACA JUGA:Cak Lontong Beberkan Konsep Kampanye Pramono - Rano untuk Pilkada Jakarta 2024

"Kami mendapatkan informasi laporan kejadian, Sabtu kemarin, 21 September 2024, tepatnya di siang hari, langsung bergerak untuk mencari identitas korban dan pelaku," kata Anis kepada Disway, 22 September 2024.

Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa pelaku merupakan mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 22 UTM asal Gresik berinisial AFI (21 tahun).

Sedangkan korban, F berusia 21 tahun, merupakan mahasiswa di fakultas yang sama dari Gresik.

Dalam penelusurannya, Anis mengungkapkan menemukan bukti kekerasan yang sama, namun di waktu yang berbeda.

"Setelah kami coba untuk mencari informasi lebih detail, ternyata kedua orang ini berpacaran dan mirisnya lagi kami menerima video lagi dengan kasus kekerasan yang sama namun di waktu yang berbeda," ungkapnya.

BACA JUGA:Dukung Pembangunan MRT Fase 2A, Transjakarta Modifikasi Lokasi Halte Kebon Sirih

BACA JUGA:Heru Budi Tegaskan Pemprov DKI Perkuat Komitmen Anti-korupsi dan Anti-judi Online

Dengan begitu, pihaknya menyimpulkan bahwa kekerasan oleh AFI kepada kekasihnya ini terjadi tidak hanya sekali.

Pihaknya pun berusaha menjangkau korban karena dikhawatirkan wanita tersebut mendapatkan intimidasi.

"Kami takutkan perempuan ini (korban) mendapatkan intimidasi, tekanan, atau apa pun itu dari keluarga pelaku karena memang sangat masif sekali pemberitaan baik di media lokal maupun nasional pasca video itu beredar," bebernya.

Kategori :