Urban Farming di Jakarta Solusi Stok Pangan, Penurunan Stunting hingga Lapangan Kerja Baru

Rabu 25-09-2024,16:14 WIB
Reporter : Cahyono
Editor : M. Ichsan

Hasil Urban Farming selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga sudah dipasarkan ke sejumlah pasar tradisiona hingga supermarket, menyuplai restoran atau rumah makan, tak sedikit untuk pasokan ke perorangan atau perusahaan, ada pula yang dijual dalam bentuk bahan olahan pangan dengan kemasan menarik.

Program Urban Farming ini, kata Eliwati, sesuai komitmen Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono agar warga mau menciptakan lahan produktif baru di sektor pangan. 

Itu sebabnya, Dinas DKPKP DKI mendorong warga Jakarta untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong milik aset Pemprov DKI, lahan di bantaran waduk atau setu, lahan di kolong tol atau fly over, bantaran Kali Banjir Timur dan bantaran Kali Banjir Barat, sampai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). 

BACA JUGA:Heru Budi Angkat Bicara Soal 165 Anggota Satpol PP DKI Diduga Terlibat Judol

BACA JUGA:Heru Budi Bagikan 3.000 Paket Sembako Murah di Grogol Petamburan Jakbar

"Kami juga memafilisitasi promosi dan sosialiasi kegiatan urban farming dalam bentuk kegiatan festival, seperti Festival Urban Farming pada September 2024 lalu," kata Eli.

Eli mengungkapkan, Urban Farming terbukti mampu menstabilkan ekonomi Jakarta. Hal itu berdasarkan survei Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengungkapkan bahwa pemanfaatan lahan kosong di Jakarta menjadi lahan produktif di Jakarta sangat membantu mensejahterakan warga. 

Di mana hasil dari Urban Farming dapat  meningkatkan ketahanan pangan, mampu menekan belanja bahan pangan, meningkatkan kelestarian lingkungan sekitarnya, meningkatkan keeratan hubungan sosial masyarakat. 


Salah satu lokasi Urban Farming di Rusunawa Marunda di Cilincing, Jakarta Utara yang berhasil menyulap lahan gersang di Klaster A menjadi Green House yang cukup produktif.-Disway/Cahyono-

"Dan yang paling utama adalah menjadikan Urban Farming sebagai sumber usaha baru serta membuka lapangan pekerjaan," kata Eli seraya menambahkan, kegiatan Urban Farming lainnya dikembangkan ke lahan milik masyarakat seperti pekarangan rumah atau lingkungan, lahan di sekolah, rumah susun, perkantoran atau gedung, dan lahan di sarana ibadah.

Target Lahan Urban Farming di Jakarta Mencapai 106 Hektare

Berdasarkan data Dinas DKPKP DKI, sejak tahun 2023 hingga tahun 2024, tercatat 2.136 lahan Urban Farming di Jakarta. 

Di lahan itu sudah tertanam sebanyak 8 juta pohon pelindung maupun produktif. Eli mengungkapkan, di lahan itu sudah terdistribusi 176.532 benih pohon buah-buahan, 26,31 juta benih sayuran, 47 ton benih padi. 

BACA JUGA:Heru Budi Sebut Menu Makan Bergizi Gratis Sudah Sesuai Selera Anak-anak

BACA JUGA:Salut, Heru Budi Bakal Sulap Polres dan Kodim Jadi Dapur Umum untuk Makan Gratis di Sekolah

"Setiap tahun luas lahan Urban Farming bertambah menjadi sekitar 53 hektare, dan sampai akhir tahun 2024 diharapkan minimal bisa mencapai 106 hektare. Total produksi pertanian sejak tahun 2022 sampai bulan Juni 2024 mencapai 58.227,625 ton. Terdapat kenaikan produksi di tahun 2023 sebesar 25.57 persen dibandingkan tahun 2022," papar Eli.

Kategori :