JAKARTA, DISWAY.ID-- Peneliti dari Pusat Riset Politik BRIN, Mouliza Kristhopher Donna Sweinstani, menyatakan bahwa mayoritas partai politik di Indonesia kini telah mencapai kemandirian kelembagaan.
Namun, dia juga menyoroti bahwa sejumlah partai masih terpengaruh oleh manuver eksternal.
BACA JUGA:Luar Biasa! Gunakan AI, Peneliti BRIN Ungkap Rahasia Matahari dan Dampaknya terhadap Bumi
BACA JUGA:Pengamat BRIN Ungkap Dinasti Politik di DPR Ancam Aspirasi Rakyat
Pernyataan tersebut disampaikan Mouliza dalam rilis hasil penelitian berjudul "Indeks Pelembagaan Partai Politik: Parameter Ilmiah untuk Membangun Partai Politik Modern di Indonesia," yang dilaksanakan di Kampus BRIN, Jakarta Selatan.
Mouliza menjelaskan bahwa partai politik di Indonesia, berdasarkan analisis periode 2019 hingga 2024, memiliki skor rata-rata kelembagaan sebesar 74,16 dari 100.
"Indeks kelembagaan partai politik secara keseluruhan menunjukkan skor 74,16. Rincian skor mencakup 57,81 untuk derajat kesisteman, 71,6 untuk infusi nilai, dan 93,05 untuk kemandirian," kata Mouliza dalam paparannya, Rabu, 30 Oktober 2024.
BACA JUGA:Ini Permintaan Guru Besar UPI Hingga Peneliti BRIN Untuk Menteri Pendidikan era Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Lebih Penting Makan Bergizi Gratis atau Buku Gratis? Ini Kata Peneliti BRIN
Mouliza menambahkan bahwa meski ada kemajuan, masih ada tantangan dalam hal kesisteman.
"Skor kesisteman yang hanya 57,81 menunjukkan bahwa beberapa partai politik masih kurang terlembaga, mungkin karena adanya manuver yang tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) mereka," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya perbaikan di area ini agar partai politik dapat beroperasi secara lebih efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Mouliza juga mencatat bahwa meski banyak partai politik menunjukkan tingkat kemandirian yang baik, beberapa di antaranya masih menunjukkan skor yang belum optimal.
"Skor 93,05 dalam dimensi kemandirian mencerminkan bahwa partai politik telah memiliki otonomi yang baik, tetapi tetap ada intervensi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan organisasi,"tutupnya.