JAKARTA, DISWAY.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan penjelasan soal Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang gunakan seragam atau rompi polisi lalu lintas (polantas) saat menjalani pemeriksaan usai tertangkap tangan.
Adapun cara tersebut digunakan sebagai bentuk antisipasi atas banyak simpatisan atau massa Rohidin yang melakukan demonstrasi.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa saat dilakukan pemeriksaan di Bengkulu, banyak simpatisan Rohidin yang berkumpul.
Dengan alasan tersebut tim penindakan KPK meminta bantuan aparat kepolisian setempat.
BACA JUGA:Sambut Pilkada 2024, Pelayanan SIM Keliling di Jakarta pada 27 November Diliburkan
BACA JUGA:17 Calon Kepala Daerah Terafiliasi Bisnis Energi Kotor Dibeberkan ICW
“Setiba di sana (Mako Polresta Bengkulu) kemudian dilakukan pemeriksaan sampai pagi, tetapi situasi pagi itu sudah berkumpul sangat banyak simpatisan dari saudara RM [Rohidin Mersyah] mengepung dari Polrestabes sana,” ujar Asep dikutip pada Senin, 25 November 2024.
Lebih lanjut, Asep mengatakan sejumlah cara dipikirkan untuk menghindari situasi keos.
Komunikasi dilakukan dengan pimpinan kepolisian setempat agar para personel dan juga para pihak yang tertangkap tangan dapat keluar aman atau selamat.
“Itu harus kita selamatkan. Jangan sampai di jalan misalnya diambil dan lain-lain oleh para pedemo,” tuturnya.
BACA JUGA:Peran Para Tersangka Jodol Karyawan Kemenkomdigi Diungkap Kapolda Metro Jaya
BACA JUGA:Janji Politik Presiden Prabowo Naikan Gaji Guru Terancam Batal, Mendikdasmen: Bukan Kewenangan Kami
“Nah, yang paling dicari adalah pak RM. Makanya itu kemudian dipinjamkan lah rompinya di sana dalam rangka kamuflase supaya tidak menjadi sasaran dari orang-orang yang ada di situ,” sambungnya.
Asep mengatakan bahwa penangkapan Rohidin tidak berjalan mulus karena yang bersangkutan sempat lari ke daerah Bengkulu Utara dan ada proses saling kejar.
“Kita mau lakukan penangkapan, tetapi dia kemudian pergi ke arah Padang, itu ke daerah Bengkulu Utara, sekitar mungkin tiga jam-an dari ini. Itu ada proses saling kejar. Kemudian singkat ceritanya bisa kita tangkap sama tim,” tutur Asep.