JAKARTA, DISWAY.ID – Berbagai langkah dilakukan untuk mengatasi stunting dan anemia.
Seperti diketahui, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 memaparkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5%, hanya turun 0,1% dari tahun 2022, dan wanita usia remaja (15-24 tahun) memiliki prevalensi anemia sebesar 15,5%.
Titik awal pencegahan stunting dapat dimulai sejak remaja, di mana para remaja nantinya melanjutkan dan melahirkan generasi maju yang sehat, unggul, dan berkarakter.
BACA JUGA:Survei: 68% Masyarakat Indonesia Sudah Paham Stunting Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Sejalan dengan fokus pemerintah, program GESID atau Generasi Sehat Indonesia menyasar remaja dan mengintegrasikan berbagai elemen sebagai langkah pencegahan anemia dan stunting dalam upaya mencapai gagasan Generasi Emas Indonesia 2045.
Catur Budi Santosa, S.E., M.Ak. - Lead Kemitraan PDM.11 Gerakan Sekolah Sehat, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RepubIik Indonesia mengapresiasi inisiatif dan dukungan Danone Indonesia dalam program pemerintah khususnya dalam mencegah permasalahan anemia dan stunting.
“Salah satu upaya yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah status kesehatan peserta didik,” tutur Catur.
BACA JUGA:Prevalensi 5,6%, Ini Jurus Pemkot Tangerang Percepat Penurunan Stunting
Untuk itu, sejak tahun 2022 dihadirkan Kampanye Sekolah Sehat, yang berkembang menjadi Gerakan Sekolah Sehat, dan Danone Indonesia menjadi salah dari 7 mitra pertama yang mendukung inisiatif tersebut.
BACA JUGA:Nyalon Jadi Wali Kota Batu, Krisdayanti Janji Fokus Bereskan Masalah Stunting dan Bullying
Gerakan Sekolah Sehat
Terdapat lima fokus Gerakan Sekolah Sehat, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.
Termasuk melalui kegiatan GESID, kami berharap komitmen para Duta semakin kuat, untuk mengedukasi para rekan sebaya atau peer to peer education.
“Kami juga berharap para Duta dapat mendukung program Sekolah Sehat di masing-masing wilayah dan menginspirasi sekolah - sekolah juga mitra lainnya untuk lebih berkontribusi khususnya dalam mengatasi permasalahan anemia dan stunting”, papar Catur.
BACA JUGA:Debat Kedua, Faldo-Fadhlin Uraikan Cara Turunkan Angka Stunting di Kota Tangerang
Nopian Andusti, S.E., M.T. - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, permasalahan stunting akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mencegahnya, dibutuhkan kolaborasi antar pihak.