Menurut sepengetahuan Darsono, pagar laut itu telah dibangun kurang lebih selama 8 bulan. Perkiraan bulan Agustus 2024.
Hal tersebut sangat berdampak bagi para nelayan. Karena kesulitan untuk berlayar.
BACA JUGA:13 Ekor Sapi Terkena Wabah PMK di Rajeg Kabupaten Tangerang
BACA JUGA:Kejar Pelaku Penembakan Pengacara di Bone, Polisi Terjunkan Tim Gabungan!
"Lewatnya satu susah, terus biasanya kita nebar jaring ke pinggir, cuma (sekarang nggak bisa. Soalnya kan pagarnya nggak lurus. Di pinggirnya kan dikasihin lagi (berbentuk zig-zag)," ungkapnya.
Parahnya lagi, nelayan sekitar juga tidak diberikan informasi terkait adanya pemasangan pagar laut, dan tidak tahu, untuk apa pagar misterius itu dibuat.
"Misalnya kita mau lari ke Tanjung Kait, kan biasanya kita udah keluar langsung lurus, sekarang belok. Enggak bisa masuk ke pinggir lagi, takut nabrak," ungkapnya.
"Karena kalau orang kecil takut kena denda kan katanya itu pembangunan pemerintah, jadi kita agak jauhan dikit (berjalan memutar)," sambungnya.
Darsono menambahkan, dirinya merasa kebingungan dengan adanya pembangunan pagar laut tersebut.
BACA JUGA:Pengelolaan Teman Bus di Yogyakarta dan Bali Akan Beralih kepada Pemda Setempat Per Januari 2025
Terlebih jika dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
"Kalau cuaca kayak gini, nelayan kecil nggak bisa ke pinggir, nengah kita takut gelombang besar, ke pinggir banyak pagar," tukasnya.
Pagar laut misterius berdiri di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten.
Pagar yang terbuat dari bambu dengan tinggi 6 meter itu terbentang sepanjang enam kecamatan yang meliputi 16 desa dengan disinyalir panjangnya hingga 30 kilometer lebih.
Hal itu berdasarkan pantauan Disway.id di Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang yang merupakan salah satu wilayah tempat didirikan pagar laut tersebut.