Dalam hal ini, Ronald menjelaskan terdapat empat pertimbangan utama, yakni yang pertama adalah keunggulan teknis.
Sebagai contoh, adanya kekuatan dual source dan dual energy dalam melakukan imaging.
"Kekuatan dual source itu membuat hasil scan tersebut menjadi gambarnya, hasil imagingnya, itu sangat-sangat jernih," tuturnya.
BACA JUGA:Penelitian Buktikan Hot Chocolate Bisa Cegah Komplikasi Jantung
Sementara untuk dual energy atau dual power, alat CT bisa membuat hasil dengan kinerja yang sangat cepat.
Kecepatan juga tentu sangat penting untuk pasien gawat darurat agar dapat segera dilakukan penanganan.
"Begitu ada kasus emergency, kita masuk CT scan, kita lakukan scanning, dalam waktu yang cukup singkat kita sudah bisa dapat hasil sehingga untuk melakukan diagnosis, kemudian untuk menentukan treatment berikutnya apa, itu tentunya juga bisa dilakukan dengan cepat."
"Tentunya, kita juga menginginkan tidak hanya cepat, tapi apa yang dilihat, apa yang di capture, itu juga bisa presisi," tambahnya.
Hasil yang presisi ini sangat penting agar didapatkan diagnosis yang juga presisi.
Hal ini lantas membantu dokter menentukan penanganan yang paling tepat demi hasil yang lebih baik bagi pasien.
Lebih lanjut, Ronald menyoroti pentingnya keamanan pasien.
Dalam hal ini, radiasi yang dihasilkan untuk memindai harus seminimal mungkin.
BACA JUGA:Aktor Park Min Jae Meninggal Dunia usai Terkena Serangan Jantung, Intip Profilnya
"Dengan kecepatan capture hasil imaging, tentunya radiasi yang diterima oleh pasien juga akan jauh lebih sedikit."
Termasuk jika diperlukan kontras pada penggambarannya, "Kontras yang masuk ke xalam tubuh juga akan cenderung lebih sedikit.
"Sehingga kita bisa menyebutnya sebagai kidney friendly. Jadi pasien dengan gangguan ginjal itu akan lebih aman jika kita menggunakan ini," tandasnya.