Maksud sistem Wild Card adalah kesempatan kedua yang diberikan kepada Campers yang tidak berhasil masuk dalam Top 24 maupun Top 50 selama proses seleksi.
Fathy dan Revan membuktikan bahwa meskipun sempat tersingkir, mereka mampu bangkit dan menunjukkan performa lebih baik daripada banyak peserta lainnya.
BACA JUGA:Trending #DBLFest di X, Netizen Bandingkan DBL Festival dan IBL All-Star
Rookie yang Mengguncang Dunia DBL Indonesia All Star
Scrimmage Game putri Kopi Good Day DBL Camp 2025, Minggu, 4 Mei 2025-DBL Indonesia-
Selain Wild Card, ada juga cerita inspiratif dari para pemain rookie, peserta baru yang pertama kali mengikuti DBL Camp.
Tiga nama yang patut diperhatikan adalah Joanne Giovanni asal SMA St. Louis 1 Surabaya), I Gusti Ayu Krisabella dari SMAN 1 Denpasar, dan Caysey Michelle Hermawan dari SMA Santa Laurensia Tangerang Selatan.
Meskipun berstatus rookie, mereka mampu bersaing dengan camper-camper senior dan membuktikan bahwa potensi tidak bergantung pada pengalaman.
Menariknya, DBL Camp 2025 juga menunjukkan dominasi sekolah negeri dalam menyumbangkan pemain ke skuad All-Star.
Beberapa sekolah negeri yang mencatatkan prestasi gemilang antara lain SMAN 1 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 5 Bogor, dan SMAN 1 Bengkulu Selatan.
Bahkan, beberapa pemain berasal dari kota yang belum pernah menjadi tuan rumah DBL, seperti Kayla Rara Imani dari SMAN 70 Jakarta dan Refka Raksha Ramadhan dari SMAN Ragunan Jakarta.
Di sisi lain, Surabaya tetap menjadi kota dengan kontribusi terbesar dalam skuad All Star. Namun, ada kejutan dari wilayah Jawa Barat.
Mereka SMA BPK Penabur Cirebon berhasil mengirimkan dua pemainnya ke skuad All Star, meskipun harus bersaing dengan sekolah-sekolah favorit di Seri Jawa Barat.
BACA JUGA:Pramono Anung Hadiri Kopi Good Day DBL Festival 2025, Umumkan Kerjasama Program Anak Muda
BACA JUGA:Sosok Melaty Pelatih di DBL Camp, Abdikan Diri untuk Olahraga
Inovasi di DBL Camp
Uji coba Campers putri di acara puncak Kopi Good Day DBL Camp 2025, Minggu, 4 Mei 2025-DBL Indonesia-