"Berbagai laporan menyebutkan bahwa provinsi Jawa Barat, terutama wilayah perkotaan seperti Bandung, mencatat angka kenakalan remaja yang tinggi," ungkap Imran.
Di wilayah tersebut, Imran menyebut kasus tawuran dan tindakan kriminal di kalangan pelajar seringkali menjadi sorotan media.
BACA JUGA:Rano Bakal Sayembarakan Pembuatan Patung MH Thamrin, Kita Ingin Masyarakat Terlibat
Sedangkan kota-kota seperti Sukabumi, Kupang, dan Bogor juga dilaporkan menyaksikan peningkatan insiden kenakalan.
Belum lagi dengan semakin maraknya penggunaan media digital yang menyebabkan isolasi sosial yang sekaligus meningkatkan dinamika konflik antarkelompok.
Demikian itu mengindikasikan bahwa masalah remaja tidak hanya bersifat individual, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial yang lebih luas.
Beberapa penyebab dari problematika ini mulai dari intensitas penggunaan internet dan media sosial hingga faktor lingkungan
Seperti kurangnya dukungan dan pengawasan di rumah, tekanan akademik yang tinggi, serta pergaulan yang kurang sehat turut mendukung munculnya perilaku menyimpang.
BACA JUGA:Ramai Dedi Mulyadi Bakal Kirim Siswa Bermasalah ke Barak Militer, Dasco Bilang Begini
BACA JUGA:Pelajar Bandel Sering Tawuran, Siap-Siap Dikirim Dedi Mulyadi ke Barak TNI!
Ditegaskannya perlu peran seluruh pihak dalam menghadapi maraknya problematika kenakalan remaja, utamanya dari pemerintah, sekolah, dan orang tua.
"Secara keseluruhan, masalah remaja di Indonesia merupakan cerminan dari tantangan zaman—mulai dari dampak digitalisasi, perubahan nilai sosial, hingga tekanan ekonomi dan akademis."
"Upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi pendidikan, dan keluarga perlu terus ditingkatkan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, menyediakan intervensi yang holistik,
Dan membangun lingkungan yang mendukung perkembangan serta kesehatan mental remaja agar mereka dapat tumbuh sebagai generasi penerus yang resilien dan produktif," tuturnya.