DISWAY.ID-Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau meningkat. Statusnya pun naik ke level siaga. Meski begitu, kondisi itu dipastikan tidak mengganggu perjalanan mudik, terutama rute penyeberangan Jawa–Sumatera.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan visual puncak Gunung Anak Krakatau pada dini hari menunjukkan pijar api setinggi 100 hingga 200 meter, Kamis 25 April 2022.
Paginya, hanya terlihat asap tipis dengan tinggi 25 hingga 50 meter di atas puncak. Menjelang tengah hari, visual puncak tidak terpantau karena ada kabut.
Dari pemantauan instrumen, masih terjadi lontaran material dari kawah. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani, material erupsi terdiri atas lontaran-lontaran batuan pijar yang sebarannya masih terbatas di sekitar kawah aktif.
"Sedangkan abu bisa terbawa lebih jauh bergantung arah dan kecepatan angin," jelas Nia kemarin.
Nia memastikan, daerah bahaya yang dapat terdampak aktivitas erupsi masih terbatas pada wilayah sekitar kawah aktif.
BACA JUGA:H-9 Lebaran, 70 Ribu Pemudik Menyeberang Lewat Pelabuhan Merak
Dengan demikian, erupsi tidak berdampak signifikan pada operasi penyeberangan feri di Pelabuhan Merak–Bakauheni.
PVMBG hanya mengimbau masyarakat agar tidak mendekat dalam radius 5 km dari lokasi.
”Dalam kaitannya dengan potensi bahaya, saat ini adalah jarak dalam radius 5 kilometer dari pusat Gunung Anak Krakatau. Kalau transportasi dari Merak, dari Jawa ke Lampung, masih jauh. Itu puluhan kilometer, jadi relatif aman,’’ jelas Kepala PVMBG Kementerian ESDM Hendra Gunawan.
Saat ini aktivitas Gunung Anak Krakatau dipantau ketat. Badan geologi juga berkoordinasi dengan semua kementerian/lembaga terkait seperti BNPB, BPBD, dan BMKG. Seluruh pihak sigap menangani apabila ada pergerakan eskalasi.
BACA JUGA:Pemudik Diberi Waktu Hanya 1 Jam Istirahat di Rest Area Jalur Tol Tangerang - Merak
"Ada petugas pos yang memantau 24 jam dibantu tim tanggap darurat serta melakukan penguatan dari sisi alat monitoring,’’ imbuh Hendra.
Dia menjelaskan, kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau terlihat secara visual sejak 15 April 2022.
”Baik embusan asap maupun tinggi letusan kolom yang bervariasi mulai 1.000–2.000 meter dari muka air laut. Tiga hari terakhir sudah sampai 3.000 meter,’’ tambahnya.