JAKARTA, DISWAY.ID – Berbagai dukungan yang dilakukan oleh negara Barat terhadap Ukraina mendapat tanggapan dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Lavrov memperingatkan negara-negara barat untuk tidak meremehkan risiko konflik nuklir yang semakin meningkat di Ukraina.
Selain itu Lavrov juga mengungkapkan bahwa Nato secara tidak langsung terlibat perangn dengan Rusia akibat melakukan pengiriman senjata ke Kyiv.
Dalam sebuah wawancara dengan TV swasta di Rusia, mengatakan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.
BACA JUGA:Wanita Ini 'Terpaksa' Menikah dengan Kucing Peliharaannya Sendiri, Alasannya Terungkap Jelas!
Masih dengan Lavrov, Rusia melakukan banyak hal untuk menegakkan prinsip berjuang dalam mencegah perang nuklir dengan berbagai cara.
"Ini adalah posisi kunci kami dan resiko saat ini sangatlah besar," kata Lavrov.
"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang menyukai hal tersebut namun bahayanya sangat serius dan tidak boleh diremehkan," tambah Lavrov.
BACA JUGA:Jokowi Pantau Sirkuit Formula E Ancol, Mardani Ali Sera Ucapkan Selamat pada Anies?
Dilansir dari reuters.com, invasi Rusia ke Ukraina dalam 2 bulan ini merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945 dan telah menyebabkan ribuan orang tewas serta terluka.
Kota-kota menjadi hancur dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi diri ke luar negeri.
Lavrov, membela tindakan Moskow dan juga menyalahkan Washington karena kurangnya komunikasi.
BACA JUGA:Giliran Kaos Oblong Elon Musk yang Viral, Itemnya Sudah Tersedia di e-Commerce
“Amerika Serikat telah memutuskan semua komunikasi hanya karena kami berkewajiban untuk membela Rusia di Ukraina,” kata Lavrov.
Namun dia mengatakan pasokan senjata canggih Barat, termasuk rudal anti-tank Javelin, kendaraan lapis baja dan pesawat tak berawak canggih adalah tindakan provokatif yang diperhitungkan untuk memperpanjang konflik daripada mengakhirinya.