SURIN, DISWAY.ID - Serangan artileri Militer Kamboja tak hanya menargetkan pos militer Thailand.
Roket artileri Kamboja juga menghantam 19 Rumah Sakit di Thailand hingga porak poranda.
BACA JUGA:Tiongkok Bantah Pasok Senjata ke Kamboja di Tengah Konflik Sengit dengan Thailand di Perbatasan
BACA JUGA:Perang Thailand-Kamboja Makin Jauh dari Gencatan Senjata, Serangan Roket Kembali Terjadi Pagi Ini
Berdasarkan laporan Royal Thai Army, serangan Kamboja masih menargetkan fasilitas umum seperti Rumah Sakit, kuil dan pemukiman.
"Otoritas kesehatan setempat mengevakuasi lebih banyak pasien rawat inap di tengah ancaman dari senjata jarak jauh Kamboja," tulis keterangan Kementerian Kesehatan Masyarakat dikutip dari Bangkok Post, Minggu, 27 April 2025.
Dr. Weerawut Imsamran, Wakil Sekretaris Tetap Kesehatan Masyarakat, mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan Kamboja di wilayah perbatasan Thailand telah berdampak pada 19 rumah sakit di Thailand. Dari jumlah tersebut, 11 fasilitas ditutup dan delapan hanya menyediakan layanan darurat.
Menurutnya, empat rumah sakit rusak salah satunya Phanom Dongrak di provinsi Surin dan tiga rumah sakit tingkat kecamatan di Provinsi Si Sa Ket.
BACA JUGA:Thailand-Kamboja di Ambang Perang, Kemlu Jamin Keselamatan WNI dan Serukan Diplomasi
BACA JUGA:Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja Meluas, 14 Orang Tewas dan Ribuan Dievakuasi
Jumlah korban tewas warga sipil Thailand akibat serangan Kamboja telah mencapai 13 sementara yang terluka berjumlah 36, termasuk 11 orang yang terluka parah.
Tenaga kesehatan mengevakuasi 617 pasien rawat inap dan merawat 138.152 orang yang dievakuasi di 433 tempat penampungan. Mereka juga mengirim 139 orang yang sakit ke rumah sakit.
“Pihak rumah sakit di daerah rawan telah diinstruksikan untuk merencanakan evakuasi pasien mereka ke rumah sakit di provinsi terdekat yang aman apabila senjata jarak jauh digunakan,” ujar Dr. Weerawut.
Gencatan Senjata
Pihak Kamboja sempat menawarkan opsi "gencatan senjata segera" dengan Thailand buntut ketegangan di Perbatasan dua negara itu.
Berdasarkan utusan negara Kamboja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, kedua negara tetangga saling serang untuk hari kedua.