6 Agustus: Bom Atom 'Little Boy' Ledakkan Kota Hiroshima, Gerakan Anti-Nuklir Berlanjut

Rabu 06-08-2025,17:21 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pada pukul 08:15 pagi tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima, Jepang, menjadi saksi peristiwa yang mengubah sejarah dunia. Bom atom pertama dalam sejarah, yang diberi nama "Little Boy," dijatuhkan oleh pesawat B-29 Enola Gay milik Amerika Serikat.

Ledakan tersebut menghancurkan sebagian besar kota, menewaskan sekitar 140.000 jiwa, baik secara langsung akibat ledakan maupun akibat radiasi dan luka bakar dalam beberapa bulan berikutnya.

Peristiwa ini, diikuti oleh pengeboman Nagasaki tiga hari kemudian, menjadi puncak Perang Dunia II dan memaksa Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945.

BACA JUGA:Utusan Khusus Trump, Steve Witkoff Mendadak ke Rusia, Ada Apa?

Pengeboman Hiroshima tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga dampak psikologis, sosial, dan lingkungan yang mendalam.

Para penyintas, yang dikenal sebagai hibakusha, menghadapi diskriminasi, trauma, dan penyakit akibat radiasi, seperti kanker dan leukemia.

Tragedi ini menjadi titik balik dalam kesadaran global tentang bahaya senjata nuklir dan mendorong gerakan untuk perdamaian dunia serta pelucutan senjata.

Kemudian, pada 6 Agustus 2025 ini, dunia memperingati 80 tahun sejak pengeboman Hiroshima, yang diperingati sebagai Hiroshima Day.

Upacara tahunan di Hiroshima Peace Memorial Park, yang terletak di dekat pusat ledakan (hypocenter), dihadiri oleh ribuan orang, termasuk pejabat Jepang, perwakilan asing, dan para hibakusha.

Upacara ini mencakup doa, pelepasan burung merpati sebagai simbol perdamaian, dan pembacaan nama-nama korban yang terus ditambahkan ke registri peringatan.

Pada tahun 2025, diperkirakan lebih dari 50 negara mengirimkan delegasi, mencerminkan berlanjutnya solidaritas global terhadap pesan anti-nuklir.

Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, dalam pidato tahunannya, menyerukan penghapusan total senjata nuklir dan menekankan pentingnya dialog antarnegara untuk mencegah konflik bersenjata.

BACA JUGA:Malaysia Ogah Sebut Ambalat, Terungkap Alasannya Pilih Laut Sulawesi

"Kita sebagai warga tidak boleh menyerah. Untuk mencapai perdamaian sejati, kita harus menjadikan penghapusan senjata nuklir sebagai konsensus masyarakat sipil," kata Matsui.

Meski tidak menyebutkan pelaku pengeboman, Matsui mengungkapkan AS merupakan salah satu negara yang saat ini masih mempunyai nuklir.

Kategori :