BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 12 Agustus 2025 Lengkap Sinopsis, Banjir Film Aksi
Pengakuan ini sontak membalikkan narasi yang selama ini berkembang di publik. Sebelumnya, produser dari Perfiki Kreasindo telah mengklarifikasi bahwa dana produksi berasal dari upaya kolektif atau "gotong royong", namun tidak pernah secara spesifik membantah angka miliaran yang terlanjur menyebar luas.
Bahkan, Wamenparekraf sempat memberikan pernyataan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pendanaan, menanggapi polemik anggaran besar tersebut.
Dengan munculnya pengakuan dari animator ini, banyak warganet yang mengubah pandangan mereka. Kritik yang tadinya tajam karena dugaan pemborosan dana kini berbalik menjadi apresiasi atas semangat dan kreativitas para animator yang mampu menghasilkan karya dengan bujet yang sangat minim.
"Wah, kalau memang bujetnya cuma sejutaan, ini sih keren banget! Salut sama animatornya," cuit seorang pengguna X.
BACA JUGA:Kapan Batas Akhir Verval Ijazah di Info GTK 2025? Guru ASN dan Non ASN Wajib Tahu
BACA JUGA:10 Game Penghasil Uang agar Terima Saldo DANA Gratis Hingga Rp151.000, Bisa Langsung Ditarik
Namun, di sisi lain, pertanyaan baru pun muncul. Publik kini mempertanyakan dari mana angka Rp6,7 miliar pertama kali muncul dan apa tujuannya.
Apakah angka tersebut sengaja dilempar sebagai strategi pemasaran atau ada kesalahpahaman komunikasi di internal tim produksi?
Hingga berita ini diturunkan, pihak Perfiki Kreasindo sebagai produser resmi belum memberikan pernyataan atau klarifikasi lebih lanjut mengenai pengakuan sang animator ini.
Pengungkapan drastis mengenai biaya produksi "Merah Putih: One for All" ini sekali lagi membuktikan adanya simpang siur informasi yang parah di balik pembuatannya, sekaligus membuka diskusi baru tentang kondisi kerja dan penghargaan bagi para animator di industri kreatif Indonesia.