Seperti di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Bank Jakarta berfokus pada segmentasi pedagang tekstil, busana, dan kuliner dengan program cashless.
"Bank Jakarta juga menggelar kegiatan Mini Event bertajuk Temu Pedagang dengan Edukasi Digitalisasi Pasar serta pemberian berbagai gimmick menarik bagi peserta yang paham tentang digitalisasi pasar," lanjut Arie.
Sementara di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat, Bank Jakarta mengoptimalkan jumlah pedagang aktif QRIS serta kegiatan Temu Pedagang dalam event literasi dan edukasi.
Ada pula di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, Bank Jakarta mendorong inklusi keuangan dengan pembukaan rekening massal dan aktivasi JakOne Mobile secara serentak.
BACA JUGA:Pengumuman! Car Free Day di Jakarta Ditiadakan saat HUT ke-80 RI 17 Agustus 2025
BACA JUGA:Pemprov DKI Bangun Taman Bendera Pusaka, Ikon Baru Jakarta
"Disertai pelatihan manajemen keuangan digital untuk pedagang ikan, sayur, dan bahan pokok," sambungnya.
Lalu di Pasar Pondok Bambu, Jakarta Timur, Bank Jakarta menggelar Pekan Pasar Digital yang menggabungkan edukasi keuangan, promo belanja, dan doorprize harian untuk pembeli yang menggunakan QRIS Bank Jakarta.
Tak hanya itu, untuk mengoptimalkan pencapaian program digitalisasi pasar, Bank Jakarta melakukan Program Cuan Pedagang Pasar.
Program ini dilakukan melalui racing transaksi, pemberian bonus saldo bagi nasabah baru, hingga reward mingguan jutaan rupiah.
"Sebagaimana dengan tujuan awal digagasnya lomba ini, diharapkan akan tercipta cashless society, khususnya di seluruh pasar di DKI Jakarta, yang pada akhirnya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan," pungkas Arie.
BACA JUGA:Rano Karno Usul Jembatan di Jakarta Dibikin Buka Tutup, Permudah Akses Alat Berat Keruk Lumpur
Tanggapan Masyarakat
Geris (21), pedagang makanan di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, mengungkapkan, dirinya menggunakan transaksi non-tunai melalui QRIS karena semua pembeli tak lagi mau menggunakan uang tunai saat berbelanja.
"Makin ke sini makin sedikit, bahkan sampai udah jarang banget yang belanja pakai uang cash," tuturnya.
Menurut Geris, penggunaan QRIS lebih praktis karena nilai uang yang dibayar sesuai harga yang diberikan. "Gak repot cari uang receh untuk kembalian kelebihan pembayaran," katanya.