JAKARTA, DISWAY.ID-- Wacana akuisisi kapal induk pensiunan milik Angkatan Laut Italia, ITS Giuseppe Garibaldi, oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut semakin mengemuka.
Langkah ini menjadi sorotan karena jika terealisasi, ini akan menjadi kapal induk pertama yang dimiliki Indonesia. Berbagai pertanyaan pun muncul, mulai dari alasan di balik ketertarikan hingga proyeksinya bagi kekuatan militer Tanah Air.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, telah mengonfirmasi bahwa TNI AL sedang dalam proses menjajaki akuisisi ITS Giuseppe Garibaldi.
Kapal yang pensiun pada 2024 ini ditawarkan oleh Italia dan rencananya akan direstorasi besar-besaran jika jadi dibeli Indonesia.
Meski merupakan kapal bekas, Giuseppe Garibaldi memiliki usia operasional yang masih tersisa sekitar 15 hingga 20 tahun dan dilengkapi dengan berbagai sistem persenjataan canggih.
Alasan utama Indonesia tertarik pada kapal ini adalah untuk memperkuat postur pertahanan maritim, khususnya dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Fungsi OMSP mencakup misi kemanusiaan, penanggulangan bencana, dan patroli maritim. Kapal induk ini dinilai cocok untuk peran tersebut karena kemampuannya mengangkut helikopter dan pesawat tempur V/STOL seperti AV-8B Harrier II.
Selain itu, akuisisi ini juga akan menjadi langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan armada "blue water navy" atau angkatan laut yang mampu beroperasi di lautan lepas, melampaui perairan pesisir. Hal ini dapat mengubah peta kekuatan maritim di Asia Tenggara.
BACA JUGA:Dramatis Lawan Bali United, Persija Gagal Kudeta Puncak Klasemen Liga Super dari Borneo FC
Proyeksi Kekuatan Militer Indonesia
Jika rencana akuisisi ini berhasil, kehadiran Giuseppe Garibaldi akan menjadi titik balik strategis bagi TNI AL. Kapal ini memiliki dek penerbangan seluas 4.000 m² yang dapat menampung hingga 18 unit pesawat dan helikopter.
Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan canggih seperti rudal antipesawat, rudal antikapal, dan sistem pertahanan elektronik.
Dengan memiliki kapal induk, TNI AL akan memiliki kemampuan proyeksi kekuatan yang lebih besar.
Kapal ini dapat berfungsi sebagai pangkalan udara terapung, memungkinkan operasi udara untuk mendukung misi di wilayah yang jauh dari daratan.