JAKARTA, DISWAY.ID -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pihaknya tengah mendalami dugaan adanya praktik permainan atau pemalsuan cukai rokok.
Hal itu ia sampaikan usai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Senin, 15 September 2025.
“Nanti saya lihat lagi, saya belum menganalisis mendalam, seperti apa sih cukai rokok itu, katanya ada yang main-main, di mana main-mainnya?” kata Purbaya.
BACA JUGA:Akses Baru Dibuka, Penumpang KRL Stasiun Cikini Tak Perlu Lompat Pagar Lagi
BACA JUGA:Pemerintah Genjot Penyerapan Jutaan Tenaga Kerja Baru, Sektor Mana Saja?
“Misalnya, kalau saya bisa beresin, saya bisa hilangin cukai-cukai palsu, berapa pendapatannya, dari situ kan saya bergerak ke depan seperti apa," sambungnya.
Mantan Kepala LPS ini mengatakan, langkah kebijakan lanjutan akan bergantung pada hasil studi dan analisis lapangan yang tengah dilakukan.
“Tergantung hasil studi dan analisa yang kita dapat dari lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam rapat kerja antara Kemenkeu dan Komisi XI DPR RI pada 10 September 2025, dibahas soal intensifikasi penerimaan negara dari cukai hasil tembakau (CHT) dalam APBN 2026.
BACA JUGA:Pemerintah Perpanjang Bantuan Beras Hingga Oktober-November 2025, Catat Kriteria Penerimanya!
BACA JUGA:Guyon Menkeu Purbaya: Dirut Bank Himbara Pasti Pusing Diguyur Dana Rp200 Triliun
Dalam forum itu, Anggota Komisi XI DPR Harris Turino menyoroti kondisi pabrik rokok besar seperti Gudang Garam yang disebut menghadapi kesulitan, termasuk nasib para pekerjanya.
Ia mengingatkan bahwa kenaikan cukai yang terlalu tinggi dapat menekan industri, terutama segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Sebagai alternatif, Harris mendorong pemerintah untuk memperkuat pengawasan rokok ilegal ketimbang menaikkan tarif cukai secara agresif.