LOMBOK, DISWAY.ID-- Kasus tewasnya Brigadir Esco Faska Rely sudah naik tahap penyidikan.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Muhammad Kholid mengatakan kasus yang ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) dan Satreskrim Polres Lombok Barat itu tengah naik sidik.
BACA JUGA:Tito Soroti Besarnya Tunjangan Perumahan DPRD, Bebani APBD Terutama di Jawa
BACA JUGA:Prabowo Naikkan Kuota Rumah Subsidi 350 Ribu Unit, KUR Perumahan Rp130 Triliun
"Sudah penyidikan ya mas," katanya kepada disway.id, Selasa 16 September 2025.
Penyidik masih mendalami hasil autopsi dan olah TKP dari tewasnya Brigadir Esco.
"Sedang didalami dari hasil autopsi, olah TKP sedang didalami ya mas," ujarnya.
Penyidik disebut tengah mengumpulkan alat bukti untuk melakukan gelar perkara penetapan tersangka kasus tersebut.
"Ya mas nanti kalo semua sudah alat buktinya akan segera ya mas, nanti hasil penanganannya akan kami sampaikan lagi melalui release ya mas," paparnya.
BACA JUGA:Link Live Streaming Athletic Bilbao vs Arsenal Malam Ini di Liga Champions 2025/26
BACA JUGA:Pramono Segera Revitalisasi 60 Pasar Kumuh di Jakarta
Diketahui, misteri kematian Brigadir Esco Faska Rely, anggota intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, masih menyimpan banyak tanda tanya.
Sudah hampir sebulan sejak jasadnya ditemukan di kebun belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, namun hingga kini belum ada kepastian siapa pelaku dan bagaimana kronologi yang sesungguhnya.
Keluarga besar korban terus mendesak pihak kepolisian agar segera menetapkan tersangka. Samsul Herawadi ayah Brigadir Esco, menilai bahwa penyidikan berjalan terlalu lamban dan diduga tidak transparan. Keluarga tidak akan berhenti memperjuangkan keadilan bagi almarhum.
"Kami minta polisi jangan berlama-lama. Kalau sudah ada pelakunya, kami minta segera ditetapkan sebagai tersangka. Dan hukum seberat-beratnya, bahkan hukuman mati. Kami akan terus menuntut keadilan, dan kalau perlu kami turun aksi di Polres maupun Polda NTB," terangnya.
Samsul juga mendesak Mabes Polri agar ikut mengawal penyidikan agar kasus ini tidak dibiarkan berlarut-larut.
BACA JUGA:Kedatangan Emanuel Emegha dari Strasbourg Bunuh Karier Bintang Chelsea
"Kami berharap Mabes Polri juga turun untuk melakukan penyelidikan. Kami ingin polisi segera menetapkan siapa pelakunya," ucapnya.
Permintaan keluarga Brigadir Esco ini, bukan tidak berdasar. Menurut Samsul, banyak kejadian janggal sebelum korban ditemukan dengan leher tergantung di kebun belakang rumahnya.
Waktu komunikasi terakhir dan hilang kontak
Esco terakhir kali berkomunikasi dengan adiknya pada Senin sebelum dinyatakan hilang kontak. Ia sempat menyebut sakit, tetapi keesokan harinya tetap masuk dinas.
Setelah Selasa malam, tidak ada kabar lagi dari korban hingga jasadnya ditemukan pada Minggu 24 Agustus 2025 pagi. Keluarga merasa jeda waktu ini terlalu panjang dan tidak wajar.
Orang-sekitar tiba-tiba bungkam
Keluarga menyebut bahwa sejumlah orang di sekitar korban, yang mungkin memiliki informasi, menjadi diam mendadak.
Ada kesan bahwa beberapa saksi potensial atau warga yang seharusnya melihat atau mendengar sesuatu memilih tidak bicara. Keadaan ini menambah rasa curiga bahwa diduga ada yang sengaja menutup-nutupi.
BACA JUGA:MPMInsurance Rombak Jajaran Pimpinan Baru, Strategi Perkuat Daya Saing
BACA JUGA:Mendagri Sebut Pengurangan Transfer ke Daerah Dilakukan Selektif
Bercak darah di rumah korban
Dalam olah TKP kedua, ditemukan bercak darah di beberapa titik di rumah Brigadir Esco. Penemuan ini memunculkan dugaan bahwa peristiwa terjadi bukan di luar rumah atau di kebun saja, melainkan mungkin sudah dimulai di dalam kamar korban.
Bekas luka dan kekerasan benda tumpul
Laporan hasil otopsi menyebutkan bahwa tubuh Esco memperlihatkan luka benda tumpul, khususnya di bagian leher dan bagian tubuh lainnya, yang menurut keluarga tidak mungkin jika diklaim sebagai bunuh diri.
Penemuan jasad dan kondisi fisik
Saat ditemukan, kondisi jasad sudah dalam tahap lanjut pembusukan, wajah rusak, dan lehernya terikat tali. Kondisi ini dianggap keluarga sangat mengerikan dan tidak cocok dengan narasi sederhana bunuh diri.
BACA JUGA:Ekonom Wanti-Wanti Risiko, Menkeu Purbaya Guyur Rp200 Triliun ke Bank BUMN Bisa Jadi Bumerang
BACA JUGA:30 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 16 September 2025, Cek Cara Klaim Player Langka dan Gems Gratis!
Proses Penyidikan Masih Berjalan
Sementara itu, pihak kepolisian menegaskan bahwa proses hukum dalam kasus kematian Brigadir Esco ini masih berjalan. Sejak awal ditemukan, polisi terus menerus mengumpulkan barang bukti dan sekaligus pemeriksaan saksi termasuk istri korban.
Sudah ada lima alat bukti yang berhasil dikumpulkan, tetapi belum dianggap cukup kuat untuk menetapkan tersangka.
Untuk mengejar petunjuk, polisi sudah memeriksa sekitar 50 orang saksi, termasuk keluarga, kerabat, dan rekan kerja korban. Alat bukti seperti telepon seluler korban, hasil autopsi. Bercak darah di beberapa titik di rumah Esco juga tengah diperiksa mendalam.
"Total saksi yang sudah diperiksa sebanyak 50 orang," kata Kepala Subdirektorat III Bidang Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reserse Kriminal Umum Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan yang ditemui di Polda NTB, Mataram, Kamis.
BACA JUGA:Ini Dia Paket Stimulus Ekonomi 2025: Fokus Akselerasi Pertumbuhan dan Penyerapan Tenaga Kerja
BACA JUGA:Kejagung Ajukan Red Notice Cheryl Darmadi, Tersangka Kasus Korupsi Duta Palma Group
"Kebutuhan keterangan istrinya masih. Yang bersangkutan juga sudah beberapa kali kami periksa. Saat ini yang bersangkutan masih bertugas di Polres Lombok Barat," ujarnya.
Pihak kepolisian hingga saat ini masih melakukan penyelidikan secara hati-hati dengan terus mencari bukti tambahan agar proses penetapan tersangka bisa benar-benar kuat di mata hukum.
Polisi juga meminta pihak keluarga dan masyarakat bersabar serta mempercayakan penanganan kasus ini kepada kepolisian.
Meskipun penyidik sudah mengantongi bukti awal dan telah memeriksa banyak saksi, keluarga Brigadir Esco merasa bahwa banyak hal yang belum dijelaskan secara memuaskan.
Keluarga dan elemen masyarakat seperti Laskar Sasak menuntut agar kepolisian segera menetapkan tersangka, menghukum dengan setimpal, dan memastikan proses hukum berjalan adil dan transparan. Mereka menolak jika kasus ini terus dibiarkan tanpa kejelasan.
BACA JUGA:KPK Buka Peluang Periksa Ketum PBNU di Kasus Kuota Haji
BACA JUGA:Promo Alfamart Terbaru Minggu Ini 16-19 September 2025, Belanja Sabun Ekonomi Cuma Rp6 Ribuan!
Ketua Laskar Sasak Lombok Tengah, Lalu Toni, menyampaikan dukungan moral dan keprihatinan mendalam atas meninggalnya Brigadir Esco. Ia menyatakan bahwa sebagai warga Lombok Tengah, dirinya ikut berbela sungkawa dan merasa wajib ikut mengawal kasus tersebut hingga terang.
“Saya selaku masyarakat Lombok Tengah ikut berbela sungkawa atas meninggalnya almarhum Brigadir Esco. Suatu kewajiban bagi saya selaku warga Lombok Tengah dan atas nama Ketua Laskar Sasak Lombok Tengah, berharap kepada pihak kepolisian untuk segera dan secepatnya menangkap pelaku atas meninggalnya Brigadir Esco,” tegasnya.