JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara serius menanggapi tingginya insiden dan mortalitas kanker payudara di Indonesia.
Dengan kasus baru yang mencapai puluhan ribu setiap tahun, Ketua Tim Kerja Kanker Kementerian Kesehatan RI, Endang Lukitosari mengumumkan peluncuran program pencegahan dan pengendalian komprehensif yang diwujudkan melalui Enam Strategi Transformasi Kesehatan yang relevan.
Strategi ini dirancang untuk mengatasi tantangan dari hulu (pencegahan dan deteksi dini) hingga ke hilir (pengobatan dan paliatif).
Berikut adalah enam fokus utama Kemenkes untuk menekan angka penderita dan kematian akibat kanker payudara:
"Enam strategi utama, enam strategi utama ini kita jabarkan bahwa kita perlu memper mempunyai strategi promotif dan preventif," ujar Endang saat konferensi pers di Jakarta, Senin 29 September 2025.
1. Edukasi dan Promosi Kesehatan
Strategi ini berfokus pada peningkatan kesadaran publik dan pelurusan informasi. Kemenkes akan menggencarkan kampanye melawan mitos-mitos menyesatkan seputar kanker payudara yang seringkali menjadi penyebab pasien menunda pengobatan.
BACA JUGA:Legenda Balap Asep Hendro Gugat Pihak yang Diduga Serobot Brand AHRS
BACA JUGA:Seharusnya Lebih Rp1.060 Triliun, Prabowo Sindir Birokrat Pintar Sembunyikan Aset
Program edukasi akan menekankan pada gaya hidup sehat, pentingnya mengenali faktor risiko, dan manfaat deteksi dini.
2. Penguatan Skrining dan Deteksi Dini
Kemenkes menjadikan deteksi dini sebagai prioritas utama. Program ini akan mengintegrasikan skrining kanker payudara ke dalam pelayanan kesehatan primer.
Setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan memanfaatkan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) yang tersedia di Puskesmas.