Runa berharap ke depan Dinas Perhubungan DKI memperbanyak fasilitas park and ride di lokasi yang tidak jauh dari halte Transjakarta atau Stasiun MRT dan LRT.
Sehingga pengguna angkutan umum tidak was-was menitipkan motor atau mobilnya untuk melanjutkan perjalanan menaiki Transjakarta, MRT atau LRT.
"Kalau bisa diperbanyak sih tempat parkir kayak gini," pungkasnya.
Park and Ride di Pusat Keramaian
BACA JUGA:Pramono Kembangkan TOD Dukuh Atas, Menghubungkan Empat Moda Transportasi
Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Wahyu Dewanto mengatakan, penambahan park and ride sangat perlu dibangun di wilayah pinggiran atau yang menjadi pintu masuk masyarakat dari wilayah aglomerasi yang beraktivitas di Jakarta.
“Kita usulkan untuk disiapkan titik-titik park and ride yang ada di ujung pintu masuk Jakarta,” ujar Wahyu.
Politisi Partai Gerindra itu juga meminta agar park and ride dibangun di sejumlah pusat keramaian seperti di pusat kuliner di Jakarta Selatan.
Hal ini agar pengunjung pusat kuliner tidak memarkirkan kendaraannya di bahu jalan maupun trotoar yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan mengganggu ketertiban.
“Maka dari itu, kalau bisa disiapkan park and ride yang dapat mengakomodir kegiatan di situ supaya tidak ada lagi parkir sembarangan,” pungkas Wahyu.
BACA JUGA:Tol Dalam Kota Ditutup Lagi, Pantau Jalur Alternatif Ini Biar Gak Kena Macet
BACA JUGA:Gubernur Pramono Beri Keringanan Pajak, Warga Berharap Ekonomi Jakarta Meningkat
Pengamat transportasi yang juga Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan, upaya Pemprov DKI mendorong masyarakat naik angkutan publik akan berdampak pada banyak hal, di antaranya kemacetan berkurang, kualitas udara menjadi lebih bersih, kemudahan perjalanan, penunjang pembangunan kota hingga warga menjadi hemat biaya.
"Ketersediaan park and ride ikut mendorong warga lebih memilih naik transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi. Terutama pekerja di Jakarta yang bermukim di wilayah pinggiran,” katanya.