Ia memandang telah ada berbagai instrumen dan landasan yang dapat menjadi modal untuk akselerasi reformasi.
"Mana yang perlu diperkuat. Mana yang harus diperbaiki. Mana yang harus diganti. Ini bisa menjadi semacam peta jalan untuk penguatan kepolisian," ujar Anam saat dihubungi Disway pada Rabu 1 Oktober 2025.
Anam menggarisbawahi pentingnya reformasi sebagai sebuah proses berkelanjutan.
Menurutnya, Polri yang lahir dari rahim reformasi 1998 telah memiliki dasar-dasar untuk menjadi lebih baik.
Pembentukan tim reformasi, dipandang sebagai langkah strategis untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kerangka yang sudah ada.
Dia menyoroti tiga instrumen krusial yang perlu menjadi fokus dalam agenda reformasi.
Pertama, penguatan di ruang digital untuk menjamin kebebasan berekspresi masyarakat seiring dengan perkembangan zaman.
Kedua, memastikan prinsip-prinsip hak asasi manusia terinternalisasi dalam setiap tindakan kepolisian.
Ketiga, penguatan sistem pengawasan yang efektif. Baik dari internal maupun eksternal.
Ia menilai tim internal Polri ini sebagai langkah proaktif mendukung Komisi Reformasi Polri yang dibentuk Presiden.
"Dengan adanya tim internal, maka akan membantu untuk mempersiapkan dan mengakselerasi data-data kepolisian yang dibutuhkan oleh komisi reformasi bentukan Presiden," jelasnya.
Langkah ini, lanjut Anam, menunjukkan adanya kemauan dan komitmen kuat dari dalam institusi Polri sendiri untuk berbenah.
Harapannya hal itu dapat mempermudah kerja-kerja tim reformasi utama dalam mengidentifikasi akar persoalan dan merumuskan solusi yang komprehensif.
“Reformasi Polri ini adalah sebuah keniscayaan untuk menjawab tuntutan dan harapan Masyarakat,” urainya.
Polisi Harus Dapat Dipercaya
Dengan tim reformasi yang fokus pada perubahan strategis, masyarakat berharap ini adalah momentum bagi Polri mewujudkan visi "Beyond Trust Presisi".
Yaitu kepolisian yang tidak hanya dipercaya. Tetapi melampaui ekspektasi publik dalam hal integritas dan profesionalisme.