Studi Cermata: 3 dari 4 Anak Indonesia Tak Dapat Kacamata Padahal Alami Gangguan Penglihatan

Kamis 09-10-2025,20:54 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Diperkirakan 3,6 juta anak Indonesia mengalami kelainan refraksi, dengan 3 dari 4 anak tidak mendapatkan koreksi kacamata yang diperlukan. 

Dalam rangka memperkuat kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045, Health Collaborative enter (HCC), Laulima Eye Health Initiative dan Indonesian Health Development Center (IHDC) meluncurkan CERMATA sebuah inovasi skrining kesehatan mata dan jiwa berbasis digital yang inklusif, adaptasi lokal dari platform WHOeyes.

Cermata hadir sebagai solusi ilmiah untuk menjawab tantangan akses skrining mata konvensional yang masih terbatas, terutama di lingkungan sekolah dasar dan anak dengan disabilitas.

BACA JUGA:Bunda, Ini 7 Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak

Menurut Project Leader dan Peneliti Utama CERMATA Dr. Kianti Raisa Darusman, SpM(K), Cermata ini merupakan pendekatan skrining yang belum pernah dilakukan di Indonesia, dan sangat holistik karena menggunakan pendekatan kombinatif antara kesehatan penglihatan dan kesehatan jiwa, dua masalah kesehatan yang penting untuk membentuk kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Dan dari proses pengembangan, uji validasi serta implementasi pada lebih dari 1200 anak SD di Jakarta terbukti pendekatan Cermata ini sangat efektif meningkatkan daya cakupan skrining bahkan efektivitas deteksi dini untuk masalah gangguan penglihatan dan kesehatan jiwa anak selama proses belajar di sekolah”, ungkap dr Kianti yang merupakan seorang dokter spesialis mata anak ini.

BACA JUGA:Lakukan 5 Kebiasaan Ini, Bisa Tingkatkan Kesehatan Mata Secara Alami Lho!

Hasil Studi

Belum lagi studi ini mendapatkan hasil bahwa mereka yang mengalami gangguan penglihatan juga alami risiko cemas atau ansietas.

“Jadi Cermata ini bisa membantu guru untuk juga mendeteksi risiko gangguan seperti ini di sekolah dan tentunya bisa membantu proses belajar mengajar. Karena dari beberapa analisis kualitatif yang kami temukan di sekolah pada saat ujicoba Cermata, gur-guru juga merasa sangat terbantu dengan pendekatan ini,” ujar dr Kianti.

Temuan inti dari ujicoba Cermata yang dikembangkan antara Mei–Oktober 2025 melalui proses ilmiah yang mencakup:

BACA JUGA:Catat! Ini 4 Makanan yang Bisa Bantu Jaga Kesehatan Mata Anak

• Studi pendahuluan pada 1.254 pelajar SD dan SLB di Jakarta,

• Pertemuan 11 pakar multibidang termasuk Kesehatan mata, Kesehatan primer, Kedokteran komunitas, Pendidikan dan Psikologi,

• Adaptasi WHOeyes ke dalam platform web skrining Cermata,

• Pelatihan 128 pendamping anak,

Kategori :