"Dalam jangka panjang, pendekatan seperti ini bisa menimbulkan chilling effect masyarakat enggan berbicara, takut berpendapat, atau memilih diam," pungkasnya.
Padahal, lanjut Dia, demokrasi tumbuh justru karena ada ruang untuk tertawa, menertawakan, dan dikritik.
"Pemerintah yang alergi terhadap humor adalah tanda rapuhnya rasa percaya diri terhadap legitimasi sendiri," tutupnya.