Batas-batas geografis fisik semakin tidak relevan ketika saat ini, dunia semakin tanpa batas karena interaksi antara manusia terhubung dalam interaksi dan konektivitas teknologi yang semakin pesat dan maju.
Dunia ada dalam satu genggaman.
Teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah cara kita untuk berinteraksi dengan dunia, memungkinkan pertukaran informasi secara cepat dan mengglobal, serta memicu perubahan dalam ekonomi dan tatanan sosial.
Semakin menipisnya batas antara dunia nyata dan dunia maya menciptakan tantangan dan peluang baru yang mempengaruhi geopolitik, ekonomi dan hubungan sosial dalam skala global. Manusia semakin mengglobal.
Sekat-sekat geografis secara maya sudah tidak ada lagi.
Interaksi dan konektivitas yang tanpa batas, dengan kemajuan teknologi informasi, perlahan-lahan akan menggeser identitas negara-bangsa menjadi warga dunia.
BACA JUGA:Instruktur Berkualitas, Peserta Didik Naik Kelas
BACA JUGA:Kunci Penyelamatan Program MBG
Dalam situasi itu, bukan saja negara yang kuat akan mendominasi secara politik dan kekuasaan terhadap negara lainnya, lebih dari itu hegemoni dalam berbagai bentuknya akan menjadi pertarungan nilai.
Pertarungan nilai saat ini sudah menjadi bagian dari persaingan antar peradaban dunia, termasuk identitas kebangsaan kita.
Jika kesadaran geopolitik tidak dimiliki kita sebagai warga negara Indonesia, maka kita dengan mudah menjadi bagian warga dunia yang bersikap pragmatis, menurunnya rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air, serta terbawa arus utama hegemoni besar kekuatan yang dominan.
Kita tidak akan menjadi warga negara yang tangguh dan menjadi mudah menyerah terhadap situasi yang dihadapi bangsa kita.
Dengan kesadaran geopolitik atas eksistensi kebangsaan kita, warga negara akan menjadi pengguna media sosial atau netizen yang cerdas.
Kita akan memiliki kewaspadaan terhadap berbagai isu yang menjadi agenda kepentingan kekuatan lain yang ingin melemahkan rasa kebangsaan kita.
BACA JUGA:Menagih Janji Program Teknokrasi 'Bappenas NU' Model Erick Thohir di Lakpesdam
BACA JUGA:Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia: Antara Kebutuhan dan Ketersediaan Dokter Gigi