JAKARTA, DISWAY.ID — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membangun Rumah Sakit (RS) Tipe A bertaraf internasional di lahan eks RS Sumber Waras, Jakarta Barat.
Kerja sama ini menandai babak baru pemanfaatan aset seluas 3,6 hektare yang sebelumnya sempat tersangkut kasus hukum dan kini telah sepenuhnya kembali menjadi milik Pemprov DKI.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menemui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (28/10/2025), untuk membahas rencana pembangunan RS tersebut.
BACA JUGA:KPK Pastikan Penyelidikan Kasus Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh Terus Berjalan
Pramono mengungkapkan, ada dua usulan utama yang diajukan dalam pertemuan tersebut.
“Kami berharap proyek ini bisa masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2021. Jika disetujui pemerintah pusat, kami akan segera mengusulkan secara resmi,” kata Pramono.
Selain status PSN, Pramono juga meminta dukungan dari Kemenkes terkait penyediaan peralatan medis modern dan tenaga kesehatan berstandar internasional.
“Jadi dua hal itu yang kita diskusikan dan nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan pemerintah pusat,” tambahnya.
Gubernur Pramono juga menegaskan bahwa lahan RS Sumber Waras kini sudah bisa dimanfaatkan kembali setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghentikan penyelidikan kasus yang mencuat sejak 2014.
BACA JUGA:Sekjen PSI Raja Juli Antoni Bertemu Jokowi di Solo, Dapat Nasehat dan Traktiran Bakmi
"Luas areanya 3,6 hektare, sangat cocok untuk rumah sakit internasional karena letaknya strategis di pusat kota,” ujarnya.
Dukungan Menkes: Kurangi Pasien Berobat ke Luar Negeri
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan dukungannya agar proyek pembangunan RS Sumber Waras Internasional bisa masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN)
“Kita mendukung untuk masuk PSN. Keputusannya memang di tingkat pemerintah pusat, tetapi dari sisi kesehatan kami sangat mendukung,” kata Budi.
Budi menilai keberadaan rumah sakit bertaraf internasional di Jakarta penting untuk mengurangi jumlah pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri.