"Katanya ada yang bilang gas, ada yang bilang sound system," ucapnya.
Tak lama Dani melihat beberapa siswa dan guru yang menjadi korban dibawa keluar sekolah dengan cara dipapah.
Di situ Dani menyadari jika ledakan terjadi di dalam sekolah berdampak cukup fatal.
Tidak lama aparat TNI dan polisi berdatangan ke lokasi. Para korban pun mulai dievakuasi dengan Ambulans dan kendaraan pribadi.
"Yang saya tahu ya ada lima lebih. Kebanyakan sih yang ngangkut ini pake mobil yang biasa," pungkasnya.
Sementara, Muhammad Nur Karim (26) kakak dari korban mengungkapkan, adiknya yang masih duduk di kelas 12, mengalami luka hampir disekujur tubuhnya akibat material ledakan.
Berdasarkan keterangan dari petugas medis, di tubuh hingga kepala korban bersarang pecahan kaca atau beling, paku, kerikil, hingga serpihan batu.
"Lukanya dari muka, badan, sama ini, tangan, kaki gitu. Ada paku kayak seng gitu, sama kayak ada pecahan kaca, sama batu juga ada, dikabarin dari dokternya," kata Nur Karim.
Dia mengatakan, hingga sekarang ini kondisi adiknya masih belum sadarkan diri pascaoperasi.
Korban masih harus menjalani perawatan di RS Islam Cempaka Putih sampai kondisinya benar-benar pulih.
"Belum sadarkan diri. Udah operasi dari jam 5 di Rumah Sakit Islam," ujarnya.
Nur Karim menceritakan, saat peristiwa itu terjadi adiknya saat tengah salat Jumat di masjid sekolah yang menjadi tempat ledakan.
Saat itu korban berada di saf ketiga tak jauh dari titik ledakan. Sehingga adik Nur Karim, menjadi salah satu korban dengan luka terparah.
Tepat pukul 12.30 WIB, Nur Karim menerima kabar jika terjadi ledakan di tempat adiknya bersekolah yang berlokasi di Jalan Prihatin, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara.