Arwani juga menegaskan bahwa bangsa yang dewasa adalah bangsa yang berani mengakui jasa setiap pemimpinnya, tanpa harus terjebak pada bayang-bayang masa lalu.
“Saatnya kita berdamai dengan sejarah. Bukan untuk melupakan, tapi untuk menghormati. Karena tanpa masa lalu, tak ada Indonesia hari ini,” tutupnya.