KESEHATAN MENTAL BANGSA

Senin 17-11-2025,05:35 WIB
Oleh: Ace Hasan Syadzily

JAKARTA, DISWAY.ID -- Kita dikagetkan dengan ledakan yang terjadi di SMA 72 Jakarta, pada Jumat, 7 November 2025.

Akibat ledakan itu, total korban akibat peristiwa tersebut tercatat sebanyak 96 orang dengan rincian 67 orang luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 orang luka berat, demikian keterangan kepolisian. 

Pelakunya dipastikan bukan seorang teroris, namun seorang siswa SMA 72 Jakarta yang diduga menjadi korban perundungan dan melakukan tindakan kekerasan sebagai respons atas perlakuan terhadap dirinya.

BACA JUGA:Sembilan Alasan Nusron Wahid Layak dan Berpeluang Terpilih Ketum PBNU

BACA JUGA:Saatnya yang Muda Kembali Memimpin PBNU

Pelaku ledakan selama ini mendapatkan pengetahuan dan keterampilan membuat peledak dan dipengaruhi para tokoh yang dikenal sebagai memiliki ideologi kekerasan melalui internet. 

 Dugaan pelaku merupakan korban bullying atau perundungan ini patut menjadi perhatian kita.

Seorang anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tua dan pihak sekolah tidak dapat mendeteksi perkembangan psikologis anak, berpotensi untuk melakukan tindakan di luar nalar yang seharusnya.  

Seseorang yang mengalami gangguan psikologis akut bisa saja melakukan apapun tanpa memperhitungkan dampak besar yang ditimbulkannya.

Boleh jadi, pelaku adalah juga seorang korban yang melampiaskan kekecewaan terhadap keadaan yang dialaminya. 

BACA JUGA:Dua Figur Besar Layak Menjadi Rais Aam PBNU Periode Mendatang.

BACA JUGA:Merebut Panggung Internasional: UIII, Intelektual Muslim Indonesia dan Masa Depan Pendidikan Islam

Hal ini menegaskan bahwa remaja tersebut sedang menghadapi kesehatan mental yang serius. A

da banyak faktor yang membuatnya seperti itu.

Keretakan hubungan orang tua, lingkungan pendidikan dan ruang digital yang tak terkendali.

Kategori :