KESEHATAN MENTAL BANGSA

Senin 17-11-2025,05:35 WIB
Oleh: Ace Hasan Syadzily

Ketahanan nasional yang kokoh harus berakar pada ketahanan pribadi.

BACA JUGA:Wakil Kepala Daerah Sebaiknya Dihapus, Boros dan Tak Efisien

BACA JUGA:Momentum Sumpah Pemuda: Generasi Muda Anti Narkoba

Di sini, sedikitnya ada tiga dimensi penting.

Pertama, ketahanan emosional. Yaitu kemampuan mengelola perasaan dalam situasi apa pun, baik saat berada di bawah tekanan, konflik, maupun krisis. 

Individu yang matang secara emosional tidak mudah tersulut provokasi, tidak gampang putus asa, dan memiliki kapasitas untuk bangkit kembali setelah jatuh.

Inilah yang dalam literatur sering disebut sebagai resiliensi (Masten, 2014).

Kedua, ketahanan sosial: kemampuan membangun relasi yang sehat dan saling percaya dengan orang lain.

Di sinilah nilai gotong royong, empati, dan solidaritas bekerja sebagai modal psikososial bangsa.

Modal sosial yang kuat terbukti menurunkan potensi konflik dan mempercepat pemulihan saat terjadi bencana atau krisis (Putnam, 2000).

BACA JUGA:Menakar Ruang Fiskal Daerah di Tengah Penurunan Transfer dan Peningkatan Beban ASN

BACA JUGA:Koperasi Merah Putih: antara Mengejar Efisiensi Bersama dan Merawat Modal Sosial

Ketiga, ketahanan moral dan ideologis: kemampuan mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila dan jati diri bangsa di tengah arus ideologi transnasional, konsumerisme, dan hedonisme digital.

Individu yang sehat mentalnya akan lebih mampu memilah informasi, menjaga integritas, dan tidak mudah terseret pada paham radikal dan destruktif.

Pertanyaannya, kemudian,  bagaimana menjadikan kesehatan mental sebagai agenda strategis negara, bukan sekadar kegiatan seremonial atau program proyek jangka pendek?

 Pertama, pendidikan kesehatan mental sejak dini perlu menjadi bagian integral kurikulum.

Kategori :